Minggu, 08 Mei 2022

HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH

Belajar tidak mengenal waktu dan tempat. Kita dapat belajar kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun. Tidak ada waktu khusus untuk belajar sebab sesungguhnya proses belajar itu bebas. Dan, belajar merupakan hak dan sekaligus kewajiban semua orang. Jika ada orang yang tidak belajar, maka sesungguhnya dia melawan kodratnya.

Kita harus mengakui bahwa sesungguhnya kegiatan belajar merupakan keniscayaan bagi semua orang. Dan, sesungguhnya tidak ada orang yang tidak belajar. Hal ini karena, sesungguhnya setiap kemampuan yang kita miliki adalah hasil dari proses belajar. Sekecil apapun kemampuan kita, adalah hasil dari proses belajar. 

Tetapi, agar proses belajar dapat berlangsung sebaik-baiknya, maka proses tersebut diselenggarakan secara terprogram. Dalam program tersebut, maka ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti oleh peserta belajar. Aturan-aturan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat lebih sistematis. Sistematis atau sistematika proses belajar diterapkan dalam aspek pendidikan.

BELAJAR SEBAGAI BAGIAN PENDIDIKAN

Belajar ada adalah proses penguasaan kemampuan yang dilakukan secara autodidak ataupun dalam bimbingan. Belajar secara autodidak diartikan sebagai upaya mencapai tingkatan kemampuan tertentu dengan upaya mandiri. Orang-orang dapat saja mencapai kemampuan tertentu sehingga berbagai upaya pencapaiannya. 

Belajar secara autodidak menuntut kepribadian personal yang ulet, tidak gampang patah semangat, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, dan selalu ingin meningkatkan kemampuan diri. Untuk proses ini tidak dapat disamaratakan. Artinya, tidak semua orang dapat belajar secara autodidak. Kemungkinan hanya minimal yang dapat dilakukannya. Walau ada juga yang dengan belajar secara autodidak, mereka dapat mencapai kemampuan optimal.

Sementara itu, belajar dalam bimbingan merupakan proses mencapai tingkatan kemampuan dengan bimbingan seseorang yang mempunyai kemampuan holistik pada aspek yang diinginkan. 

SETIAP ORANG BELAJAR AUTODIDAK DAN TERBIMBING

Kodrat kita sebagai manusia adalah terus belajar selama masih hidup. Ini merupakan kewajiban yang melekat pada diri setiap orang. Setiap orang berkewajiban untuk belajar. Kita adalah makhluk yang terus berkembang mengikuti kondisi kehidupan. 

Kita mengetahui bahwa kehidupan sangatlah dinamis. Setiap saat selalu terjadi perubahan. Perubahan tersebut membawa konsekuensi terhadap kita, manusia, dan makhluk yang lainnya. Dan, kita sebagai kalifah dalam kehidupan, maka sudah seharusnya beradaptasi dengan setiap perubahan kondisi. Hal ini merupakan upaya untuk bertahan hidup. 
Dan, belajar merupakan salah satu cara untuk bertahan hidup. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan menuntut kita untuk menjawabnya. Jawaban yang kita berikan merupakan upaya agar kita tidak kesulitan akibat dalam menghadapi setiap perubahan. Dan, untuk kondisi tersebut, kita dapat belajar secara autodidak maupun bimbingan. 

Kita seringkali harus belajar sendiri untuk dapat mengembangkan diri. Kita berusaha untuk menemukan solusi atas permasalahan yang muncul dalam kehidupan. Kita berusaha menambah pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan kondisi kehidupan. Pengetahuan dan keterampilan ini merupakan modal menjalani kehidupan. 

Secara sadar, kita mengetahui bahwa kemampuan diri harus meningkat untuk menghadapi kehidupan dan menang. Kita belajar untuk menambah, meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan dasar kita. Setiap orang, sesungguhnya sudah diberi Tuhan kemampuan dasar. Kemampuan dasar ini ada dalam setiap orang, tetapi dalam kondisi minimal. Kita juga dapat mengatakan bahwa kemampuan dasar ini seperti raksasa yang sedang tertidur dalam diri kita. Jika kita biarkan, maka selamanya tetap diam, tidur. 

Tugas kita membangunkan raksasa yang sedang tidur dalam diri kita. Cara membangunkannya adalah dengan belajar dan berlatih. Proses belajar kita lakukan secara mandiri, autodidak atau dalam bimbingan. Kita tidak dapat hanya belajar autodidak ataupun belajar dalam bimbingan. Kedua cara ini harus kita lakukan secara proporsional sehingga saling menguatkan.

HARI PERTAMA, CERMIN HASIL PENDIDIKAN

Kesan pertama akan terkenang selamanya. Mungkin kalimat ini hanya tinggal sebagai  pepatah yang garing. Hal ini karena perubahan pola kehidupan sehingga pola pergaulan pun mengalami perubahan. 

Sesungguhnya, keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran sangat tergantung pada hari pertama menjalani proses. Tentunya dalam hal ini, hari pertama mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran mencerminkan niat dan semangat anak didik. Jika pada hari pertama proses, semangat belajar anak-anak rendah, tidak respon terhadap bimbingan guru, sudah pasti proses selanjutnya tidak akan kondusif. 

Hari pertama mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran sangat menentukan proses selanjutnya. Harapan kita, respon belajar anak didik adalah positif. Anak didik harus bersemangat mengikuti proses pendidikan dan pembelajarannya. Inilah yang kita sebut sebagai innert motivation. Inilah yang dinamakan sebagai dorongan semangat dari dalam diri sendiri.  Inilah yang kita katakan sebagai niat dan semangat.

Oleh karena itu, hari pertama mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran haruslah menarik. Kita harus menciptakan proses yang menarik hati. Jika kondisi proses menarik, maka anak didik akan merasa pas untuk mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan perasaan tersebut, maka kesadaran belajar akan meningkat. Peningkatan semangat belajar akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya kemampuan anak didik.

Begitu pentingnya hari pertama sehingga diterapkan masa pengenalan lingkungan sekolah dan pengenalan proses belajar. Pada proses belajar, guru tidak langsung memberikan materi pelajaran, tetapi memberi awalan untuk menciptakan suasana lingkung sekolah yang nyaman. Awalan ini untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif memungkinkan anak-anak mengembangkan kemampuan diri secara optimal.

SETIAP GURU HARUS MENYADARI KONDISI

Setiap.guru harus menyadari kondisi di ruang pembelajarannya. Kesadaran ini untuk dapat menciptakan lingkungan yang kondusif. Yaitu kondisi yang memungkinkan anak-anak dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran secara optimal. 

Guru harus menciptakan suasana awal proses yang menyenangkan hati anak didik. Kita harus mengikat roh belajar anak didik sehingga mengikuti proses belajar dan pendidikan sebaik-baiknya. Jika kondisi ini tercopta, maka kualitas proses akan meningkat. Anak-anak merasa nyaman menjalani tugas dan kewajiban belajarnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Mohammad Saroni
Gembongan, 09 Oktober 2022