Kamis, 22 Maret 2012

Pembelajaran Asistensi

Pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai proses. Salah satu proses yang seringkali kita lakukan adalah pembelajaran. Kita meyakini bahwa proses pendidikan melalui pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal. Dengan melalui proses pembelajaran, maka berbagai aspek pendidikan dapat diberikan untuk anak didik. Anak didik belajar untuk menguasai dan memahami setiap aspek pembelajaran dengan interaksi edukasi. Interaksi edukasi ini diselenggarakan dengan pembimbingan guru.
Selama ini, proses pendidikan dengan pembimbingan guru merupakan kegiatan tradisional. Dengan pembimbingan para guru inilah, maka proses pendidikan dijalankan. Dengan demikian, maka perubahan kompetensi dapat berlangsung sebagaimana harapan. Guru harus selalu berada di dalam kelas pembelajaran agar efektif. Guru mempergunakan pola pendidikan sesuai dengan kondisi dirinya. Artinya, guru melibatkan secara aktif dunianya dalam proses sehingga tanpa sadar anak didik harus mengikuti pola pikir guru. Anak didik harus memasuki dunia guru. Kondisi ini seringkali menyebabkan kesulitan anak dalam mengikuti proses belajarnya.
Dalam kondisi seperti ini, maka pembelajaran asistensi merupakan salah satu solusi yang dapat kita terapkan. Pembelajaran asistensi merupakan pembelajaran dengan menampatkan anak didik sebagai nara sumber dalam proses. Guru mengajak anak didik untuk ikut secara aktif memberikan bimbingan bagi teman-temannya lebih mudah memahami proses pendidikan. Hal ini karena bahasa dan sikap penyampaian dilakukan sesuai dengan dunia anak didik.
Kita perlu menyadari bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan sistem asistensi ini merupakan upaya memberikan kepercayaan kepada anak didik untuk pelaksanaan proses. Dengan cara seperti ini, selain memudahkan proses, kita juga memberikan pembelajaran efektif secara menyeluruh. Terutama anak didik yang menjadi asistensi pembelajaran, mereka akan meningkatkan kompetensi dirinya secara otomatis sebab mereka tidak ingin salah dalam menjalankan tugas tersebut.
Begitulah, proses pembelajaran asistensi kita laksanakan. Semoga dapat direalisasikan.

Jumat, 02 Maret 2012

Bantuan Dana Usaha bagi Lulusan SMK

Permasalahan pertambahan angka pengangguran terdidik di negeri ini seperti fenomena bola salju. Semakin lama semakin besar. Ini sungguh sangat meresahkan bagi kita. Jika jumlah pengangguran terdidik semakin banyak, berarti dinamisasi kehidupan kita akan menjadi terhambat. Sementara dinamisasi kehidupan merupakan cermin kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Dan, selama ini yang terjadi dan menjadi penyebab pertambahan tersebut adalah karena posisi lulusan sekolah yang masih bertahan pada pencari kerja. Orientasi mendasar yang selama ini menjadi acuan setelah lulus pendidikan adalah bekerja. Dan, untuk bekerja, maka mereka harus mencari. Hal ini selalu menjadi permasalahan sebab perbandingan jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan selalu tidak seimbang.
Untuk kondisi tersebut, maka sudah saatnya kita mengubah orientasi kita. Kita seharusnya sudah mulai beralih pada posisi pencipta kerja dan tidak sekedar pencari kerja. Sudah saatnya kita menjadi pencipta lapangan kerja, minimal untuk diri kita masing masing. Dengan cara seperti ini, maka kesulitan yang selama ini menjadi penghambat, dapat diatasi secara cantik. Tetapi, hal ini-pun tetap saja terhambat sebab untuk menjadi pencipta lapangan kerja, maka kita harus mempunyai modal yang cukup.

Bantuan Dana Usaha

Terkait dengan hal tersebut, maka kita perlu memikirkan bagaimana caranya mendapatkan modal yang tepat dan cepat. Dalam pemikiran ini, modal dapat diberikan kepada sekolah atau anak didik untuk memulai usaha sejak bersekolah atau ketika mereka menyelesaikan masa pendidikan. Anak-anak perlu diberikan kepercayaan untuk menerima bantuan modal usaha dan selanjutnya diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan usaha berbasis sekolah.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, anak didik dibimbing dan didampingi untuk melakukan kegiatan usaha.Berbagai kegiatan usaha dapat dilakukan oleh anak didik. Dan, sekolah atau pemerintah memfasilitasi kegiatan tersebut dengan memberikan bantuan dana khusus untuk pembiayaan kegiatan. Tentunya dalam hal ini bantuan tersebut diberikan dengan beberapa kondisi yang harus dipatuhi oleh anak didik. Dan, untuk pengkondisian tersebut, peranan guru wirausaha merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan.

Dana Bergulir

Karena jumlah anak didik yang harus difasilitasi cukup banyak, maka jenis bantuan yang dapat kita berikan adalah bantuan dana bergulir. Artinya, dana ini dialokasikan untuk semua anak didik, tetapi karena keterbatasan dana, maka dana diberlakukan secara bergulir. Ketika seorang anak didik atau kelompok anak didik mendapatkan bantuan dana, maka mereka harus berusaha untuk mengembangkan dana tersebut. Setelah, pekerjaan diselesaikan dan mendapatkan masukan, maka secara bertahap harus mengembalikan dana ke sekolah. Dana yang dikembalikan ini bukan secara penuh, melainkan diangsur. Angsuran yang dibayarkan ini selanjutnya digulirkan ke anak didik lainnya agar dapat ikut bekerja. Dengan cara seperti ini, maka anak didik melakukan kegiatan usaha.
JIka hal ini dapat dilakukan, maka anak didik sudah mempunyai kegiatan kerja dan pangsa kerja ketika masih bersekolah. Dan, begitu mereka selesai menempuh masa pendidikan, mereka sudah mempunyai pekerjaan, bahkan langganan untuk hasil pekerjaannya.

Dengan program ini, maka diharapkan ada sinkronisasi program sekolah dengan kondisi anak didik menjelang memasuki dunia.

Mendidik dan Melatih Emterpreneur Muda


Jumlah pengangguran terdidik yang terus membengkak tentu saja membuat kita prihatin. Anak muda yang harusnya menjadi penopang negeri ini justru takluk pada tantangan hidup dan gilasan modernisasi. Semua itu disebabkan kurangnya keterampilan yang diaplikasikan. Keterampilan yang didapat di sekolah hanya sebatas teori tanpa ada praktik. Dengan demikian, anak didik tidak siap ketika harus berhadapan dengan dunia kerja atau dunia usaha.
Untuk itulah, pendidik, terutama di sekolah menengah kejuruan, dituntut untuk dapat mengajarkan keterampilan berwirausaha bagi anak didik. Keterampilan wirausaha ini dapat diajarkan di sekolah. Dengan dmeikian, anak didik tidka hanya mendapat teori saja, tetapi juga langsung berpraktik.