Selasa, 27 November 2012

Menyiasati Ujian Nasional

Masalah Ujian Nasional atau UN sebenarnya sejak lama menjadi bahan perdebatan tidak habisnya. Perdebatan tersebut terkait dengan urgensi pelaksanaan UN di negeri kita. di setiap tahun, menjelang pelaksanaan UN, maka berbagai pendapat muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap pelaksanaan UN. Tetapi, pada akhirnya, para pelawan tidak berkutik. Para pembuat kebijakan tetap maju terus pantang mundur. Oleh karena itulah, kita tidak boleh terlena dengan kondisi pertentangan tersebut. Kita yang secara langsung bergerak dalam dunia pendidikan berada pada persimpangan jalan. Pada satu sisi kita harus melaksanakan tugas moral kita meningkatkan kualitas SDM, tetapi pada sisi lainnya kita harus berjuang agar ujian berstandar nasional harus dihentikan sebab tidka proporsional dilaksanakan pada negeri banyak pulau ini. Kita menyadari bahwa sebagai negeri banyak pulau, maka pelayanan masyarakat tidak dapat maksimal. Artinya, dengan kondisi lingkungan tempat tinggal dan sebagainya, maka tingkat pelayanan pendidikan terhadap masyarakat tentunya tidak maksimal. Bagi daerah yang dekat dengan pemerintahan tentunya pelayanan akan snagat bagus. tetapi, bagaimana dengan daerah yang jauh dari pusat pemerintahan atau daerah terpencil atau daerah terjauh di negeri ini? Tetapi, tetap saja, kita harus berjuang untuk mengantar anak didik mencapai tujuan belajarnya secara maksimal. Oleh karena itulah, bagaimanapun kita tetap harus mempersiapkan berbagai hal terkait dengan pelaksanaan UN tersebut. Kita harus tetap memberikan pelayanan prima kepada anak didik, terutama anak - anak tingkat XII agar mereka tidak kebingungan saat mengikuti UN, yang untuk tahun pelajaran 2012 / 2013 akan diberlakukan 2ruang ujiannya. Hal ini berarti setiap anak akan menghadapi soal yang berbeda dan hal tersebut menutup kemungkinan bagi anak didik untuk saling bertanya. Ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan hasil yang obyektif. Untuk hal tersebut, persiapan yang harus kita lakukan meliputi: 1. Meningkatkan kuantitas belajar 2. Mengurangi kegiatan diluar belajar 3. Belajar berkelompok 4. Bagi sekolah lebih mengefektifkan PBM dengan menambah jam pelajaran tambahan

Rabu, 25 Juli 2012

Belajar Mengendalikan Diri

Salah satu hal paling penting dalam kehidupan kita dalah mengendalikan diri. Hal ini sangat penting sebab pengendalian diri merupakan upaya untuk menjaga dan memposisikan diri dalam hubungan antar personal di masyarakat. Bagaimana-pun, kita tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan sosial. Kita memang makhluk sosial yang tidak dapat memisahkan diri dari berbagai ketentuan yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itulah, sdalah satu hal penting yang harus dilakukan adalah mengelola pengendalian diri. Kita harus dapat mengendalikan diri agar kondisi kehidupan kita sesuai setidaknya seimbang dengan kondisi yang ada. Belajar mengendalikan diri menjadi harapan sekaligus tujuan utama mengkondisi kehidupan kita. Dan, pendidikan telah menjadi harapan agar pengendalian diri dapat tercapai secara maksimal. Itulah sebabnya proses pendidikan mempunyai tanggungjawab terhadap upaya pengkondisian tersebut. Dunia pendidikan benar-benar telah menjadi harapan masyarakat untuk kondisi tersebut.

Jumat, 08 Juni 2012

Mendidik Karakter, Disiplin Waktu

Disiplin adalah bagian penting dapat proses pendidikan, bahkan dalam berbagai proses kehidupan. Dengan disiplin, maka banyak hal dapat kita capai dalam kehidupan kita. Dan, kehidupan memang memberikan tuntutan yang ketat terhadap kedisiplinan ini. Artinya, jika kita tidak disiplin dalam kehidupan ini, maka kesulitan untuk mencapai tujuan hidup kita. dan, salah satu aspek penting dalam kedisiplinan adalah terkait dengan waktu. Kita harus mempergunakan waktu secara efektif jika menginginkan kondisi hidup lebih baik. Ini merupakan salah satu aspek kedisiplinan yang sangat penting. Hidup tanpa disiplin, sama juga dengan hidup tanpa panutan. Disiplin dan kedisiplinan memang telah menjadi panutan bagi kita menuju hidup yang lebih baik. Disiplin dalam menggunakan waktu memang merupakan salah satu syarat untuk dapat mencapai keberhasilan hidup maksimal. Waku sangat istimewa dalam kehidupan kita. Hal ini karena sifat waktu yang spesial. Waktu itu dapat datang kepada kita, tetapi sama sekali tdiak dapat dikembalikan. Kita tidak mungkin dapat mengembalikan waktu ke masa lalu. Oleh karena itulah, maka kita harus mempergunakan waktu dengan disiplin, efektif. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, disiplin waktu sangat dibutuhkan agar semua program dapat terlaksana.Dan, kita sebagai pendidik mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengkondisikan hal tersebut. Kita harus mendisiplinkan anak didik kita, terkait dengan pemanfaatan waktu secara efektif. Jangan biarkan anak didik kita terjebak dalam kegiatan - kegiatan yang sama sekali tidak bermanfaat sehingga wkatuny ahilang. Kehilangan waktu adalah sebuah kondisi yang sangat riskan bagi kehidupan kita. Dan, pendisiplinan anak dalam pemanfaatan wkatu secara efektif dapat kita lakukan jika kita membiasakan mereka untuk memanfaatkan waktu secara maksimal. Semoga dapat bermanfaat.

Minggu, 27 Mei 2012

Meningkatkan Kualitas Anak Didik melalui Menulis

Menulis adalah kegiatan dasar yang harus dilakukan oleh anak didik. Sejak mereka mengikuti proses pendidikan, maka sejak saat itu mereka diarahkan untuk menguasai 3 (tiga) kemampuan dasar, yaitu , membaca, menulis, berhitung atau lebih sering disebut CALISTUNG. Ketiga kemampuan dasar ini merupakan bekal untuk mempelajari materi pelajaran selanjutnya. Anak harus dapat membaca, selanjutnya menulis dan akhirnya harus dapat melakukan proses berhitung. Dengan demikian,maka selama proses pembelajaran selanjutnya mereka tidak akan kesulitan. Sementara untuk lebih meningkatkan kemampuan anak didik, maka kita dapat melakukannya dengan membimbing lebih intens dalam kegiatan menulis. Hal ini didasarkan pada konsep dasar bahwa menulis berarti belajar. Pada saat kita menulis, maka pada saat itu sebenarnya kita sedang belajar. Belajar yang lebih intens dalam hal ini karena pada saat itu, anak didik harus membaca materi yang akan ditulis, dan menganalisa aspek yang ditulis serta memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk menulis. Seharusnya, para guru mulai menerapkan konsep ini dalam pembelajarannya agar kemampuan anak didik semakin mantap untuk tiga kemampuan dasar tersebut. JIka anak didik mampu menguasai tiga kemampuan dasar tersebut, maka selanjutnya kita tinggal mendampingi mereka belajar secara mandiri. Posisi guru sebagai fasilitator dan pendamping proses pembelajaran benar-benar dapat terwujudkan.

Kamis, 03 Mei 2012

Bimbing Anak Terampil Menulis

Selama ini, menulis dianggap sebagai kegiatan yang sangat sulit, menyusahkan. Akibatnya, sedikit sekali orang menggeluti kegiatan menulis. Padahal, sebenarnya menulis itu sebuah keterampilan dasar. Artinya, kegiatan menulis tersebut seharusnya dapat dilatih dalam proses pendidikan, pembelajaran,dan pelatihan. Untuk kebutuhan tersebut, maka kita perlu menyusun program khusus terkait dengan peningkatan kualitas kompetensi anak didik. Dan, proses pendidikan memang diyakini menjadi jembatan tercepat untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas diri tersebut. Dalam proses tersebut, kita dapat melatih dan membimbing anak-anak agar terampil dalam kegiatan tulis menulis. Dan, kenyataannya, jika mereka dibimbing dan didampingi secara benar, mereka dapat menjadi penulis handal. Kita dapat menemui banyak penulis penulis muda di masyarakat kita. Bahkan, ada anak-anak yang sudah berhasil menulis buku. Lantas, mengapa kita tidak memberikan bimbingan menulis kepada anak didik kita? Kapan hal tersebut akan kita jalankan?

Kamis, 22 Maret 2012

Pembelajaran Asistensi

Pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai proses. Salah satu proses yang seringkali kita lakukan adalah pembelajaran. Kita meyakini bahwa proses pendidikan melalui pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal. Dengan melalui proses pembelajaran, maka berbagai aspek pendidikan dapat diberikan untuk anak didik. Anak didik belajar untuk menguasai dan memahami setiap aspek pembelajaran dengan interaksi edukasi. Interaksi edukasi ini diselenggarakan dengan pembimbingan guru.
Selama ini, proses pendidikan dengan pembimbingan guru merupakan kegiatan tradisional. Dengan pembimbingan para guru inilah, maka proses pendidikan dijalankan. Dengan demikian, maka perubahan kompetensi dapat berlangsung sebagaimana harapan. Guru harus selalu berada di dalam kelas pembelajaran agar efektif. Guru mempergunakan pola pendidikan sesuai dengan kondisi dirinya. Artinya, guru melibatkan secara aktif dunianya dalam proses sehingga tanpa sadar anak didik harus mengikuti pola pikir guru. Anak didik harus memasuki dunia guru. Kondisi ini seringkali menyebabkan kesulitan anak dalam mengikuti proses belajarnya.
Dalam kondisi seperti ini, maka pembelajaran asistensi merupakan salah satu solusi yang dapat kita terapkan. Pembelajaran asistensi merupakan pembelajaran dengan menampatkan anak didik sebagai nara sumber dalam proses. Guru mengajak anak didik untuk ikut secara aktif memberikan bimbingan bagi teman-temannya lebih mudah memahami proses pendidikan. Hal ini karena bahasa dan sikap penyampaian dilakukan sesuai dengan dunia anak didik.
Kita perlu menyadari bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan sistem asistensi ini merupakan upaya memberikan kepercayaan kepada anak didik untuk pelaksanaan proses. Dengan cara seperti ini, selain memudahkan proses, kita juga memberikan pembelajaran efektif secara menyeluruh. Terutama anak didik yang menjadi asistensi pembelajaran, mereka akan meningkatkan kompetensi dirinya secara otomatis sebab mereka tidak ingin salah dalam menjalankan tugas tersebut.
Begitulah, proses pembelajaran asistensi kita laksanakan. Semoga dapat direalisasikan.

Jumat, 02 Maret 2012

Bantuan Dana Usaha bagi Lulusan SMK

Permasalahan pertambahan angka pengangguran terdidik di negeri ini seperti fenomena bola salju. Semakin lama semakin besar. Ini sungguh sangat meresahkan bagi kita. Jika jumlah pengangguran terdidik semakin banyak, berarti dinamisasi kehidupan kita akan menjadi terhambat. Sementara dinamisasi kehidupan merupakan cermin kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Dan, selama ini yang terjadi dan menjadi penyebab pertambahan tersebut adalah karena posisi lulusan sekolah yang masih bertahan pada pencari kerja. Orientasi mendasar yang selama ini menjadi acuan setelah lulus pendidikan adalah bekerja. Dan, untuk bekerja, maka mereka harus mencari. Hal ini selalu menjadi permasalahan sebab perbandingan jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan selalu tidak seimbang.
Untuk kondisi tersebut, maka sudah saatnya kita mengubah orientasi kita. Kita seharusnya sudah mulai beralih pada posisi pencipta kerja dan tidak sekedar pencari kerja. Sudah saatnya kita menjadi pencipta lapangan kerja, minimal untuk diri kita masing masing. Dengan cara seperti ini, maka kesulitan yang selama ini menjadi penghambat, dapat diatasi secara cantik. Tetapi, hal ini-pun tetap saja terhambat sebab untuk menjadi pencipta lapangan kerja, maka kita harus mempunyai modal yang cukup.

Bantuan Dana Usaha

Terkait dengan hal tersebut, maka kita perlu memikirkan bagaimana caranya mendapatkan modal yang tepat dan cepat. Dalam pemikiran ini, modal dapat diberikan kepada sekolah atau anak didik untuk memulai usaha sejak bersekolah atau ketika mereka menyelesaikan masa pendidikan. Anak-anak perlu diberikan kepercayaan untuk menerima bantuan modal usaha dan selanjutnya diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan usaha berbasis sekolah.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, anak didik dibimbing dan didampingi untuk melakukan kegiatan usaha.Berbagai kegiatan usaha dapat dilakukan oleh anak didik. Dan, sekolah atau pemerintah memfasilitasi kegiatan tersebut dengan memberikan bantuan dana khusus untuk pembiayaan kegiatan. Tentunya dalam hal ini bantuan tersebut diberikan dengan beberapa kondisi yang harus dipatuhi oleh anak didik. Dan, untuk pengkondisian tersebut, peranan guru wirausaha merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan.

Dana Bergulir

Karena jumlah anak didik yang harus difasilitasi cukup banyak, maka jenis bantuan yang dapat kita berikan adalah bantuan dana bergulir. Artinya, dana ini dialokasikan untuk semua anak didik, tetapi karena keterbatasan dana, maka dana diberlakukan secara bergulir. Ketika seorang anak didik atau kelompok anak didik mendapatkan bantuan dana, maka mereka harus berusaha untuk mengembangkan dana tersebut. Setelah, pekerjaan diselesaikan dan mendapatkan masukan, maka secara bertahap harus mengembalikan dana ke sekolah. Dana yang dikembalikan ini bukan secara penuh, melainkan diangsur. Angsuran yang dibayarkan ini selanjutnya digulirkan ke anak didik lainnya agar dapat ikut bekerja. Dengan cara seperti ini, maka anak didik melakukan kegiatan usaha.
JIka hal ini dapat dilakukan, maka anak didik sudah mempunyai kegiatan kerja dan pangsa kerja ketika masih bersekolah. Dan, begitu mereka selesai menempuh masa pendidikan, mereka sudah mempunyai pekerjaan, bahkan langganan untuk hasil pekerjaannya.

Dengan program ini, maka diharapkan ada sinkronisasi program sekolah dengan kondisi anak didik menjelang memasuki dunia.

Mendidik dan Melatih Emterpreneur Muda


Jumlah pengangguran terdidik yang terus membengkak tentu saja membuat kita prihatin. Anak muda yang harusnya menjadi penopang negeri ini justru takluk pada tantangan hidup dan gilasan modernisasi. Semua itu disebabkan kurangnya keterampilan yang diaplikasikan. Keterampilan yang didapat di sekolah hanya sebatas teori tanpa ada praktik. Dengan demikian, anak didik tidak siap ketika harus berhadapan dengan dunia kerja atau dunia usaha.
Untuk itulah, pendidik, terutama di sekolah menengah kejuruan, dituntut untuk dapat mengajarkan keterampilan berwirausaha bagi anak didik. Keterampilan wirausaha ini dapat diajarkan di sekolah. Dengan dmeikian, anak didik tidka hanya mendapat teori saja, tetapi juga langsung berpraktik.