Pengelasan adalah proses menyambung 2 (dua) logam atau lebih dengan mempergunakan energi panas dan tekanan. Untuk menyambung logam, maka dapat kita lakukan dengan cara:
1. melunakkan bagian yang akan disambung dengan proses pemanasan tetapi tidak sampai pada titik cair. Kita cukup memanaskan bahan las hingga memijar, lunak lantas menempelkan satu terhadap yang lain. Kemudian, kita berikan tekanan dengan pukulan, tempaa sedemikian rupa sehingga bagian yang pijar akan saling menyatu. Langkah ini dilakukan berkali-kali dan melakukan penempaan sehingga menyambung, menyatu. Proses ini sering disebut kerja tempa atau kerja tukang pandai besi.
2. Memanaskan bagian yang dilas dengan melakukan pemanaskan bagian yang akan disambung. Proses pemanasan tidak sampai memijar apalagi mencair. Kita cukup meningkatkan suhu logam yang disambung sehingga pada saat proses penyambungan dapat dengan mudah dilakukan. Bahan yang dilas tidak sampai mencair, tetapi logam penyambung yang dicairkan pada bagian yang dipanaskan. Bahan yang mencair adalah bahan penyambung yang kita kenal dengan nama timah. Timah inilah yang jika dipanaskan akan mencair dan dapat menyambung 2 (dua) logam yang akan disambung. Proses ini disebut penyambungan solder.
3. memanaskan bagian yang disambung hingga mencair bersama baham tambah untuk penyambungan. Bahan kita panaskan hingga suhu cairnya, bersamaan dengan kondisi tersebut bahan tambah juga mencair sehingga dapat menjadi tambahan cairan logam dan menyatu dengan bahan yang disambung.
Untuk proses ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a. Dengan nyala api gas
Proses penyambungan dengan nyala api didapatkan dari pembakaran gas asetelin yang dicampur dengan oksigen. Proses pencampuran oksigen dengan asetelin dilakukan dalam alat yang dikenal sebagai pembakar atau brander. Alat ini berfungsi sebagai pencampur atau mixer sedemikian rupa sehingga didapatkan campuran yang seimbang antara oksigen dan gas asetelin.
Untuk dapat melakukan proses pencampuran oksigen dan gas asetelin sehingga pada porsi seimbang, maka pada badan brander terdapat saluran-saluran yang diatur dengan kran-kran. Oksigen dan gas asetelin mengalir pada setiap salurannya dan untuk mencapai bagian ruang pencampuran, maka kran pengatur dapat difungsikan. Dengan memutar-mutar kran pengatur, maka jumlah oksigen atau gas asetelin dapat diatur. Campuran oksigen dan gas asetelin akan mengalir menuju ujung pembakar atau cuncum. Dan, pada cuncum inilah campuran tersebut dibakar. Api pada ujung pembakar atau cuncum ini dapat kita atur melalui kran masing-masing. Pengaturan kran ini akan menghasilkan nyala api yang berbeda pada ujung pembakar atau cuncum pembakar.
Ada 3 (tiga) kondisi campuran oksigen dan asetelin yang terjadi, yaitu:
1. Nyala Karburasi
Nyala Karburasi didapatkan pada saat kita membuka keran gas oksigen dan gak asetelin dan terdapat kelebihan asetilen. Pada nyala jenis ini terdapat tiga daerah yaitu kerucut nyala, selubung luar dan kurut luar berwarna keputihan.
Nyala Karburasi sering dipergunakan untuk pengelasan logam berbahan Monel, Nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan bukan besi (nonferous).
2. Nyala Oksidasi
Nyala oksidasi adalah nyala yang terjada apabila pembukaan keran gas oksigen dan gas asetelinnya terdapat kelebihan pada gas oksigen. Nyala oksidasi mirip dengan nyala netral tetapi kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas warnanya.
Nyala oksidasi ini dipergunakan untuk proses pengelasan benda kerja berbahan kuningan dan perunggu.
3. Nyala Inti/Netral
Nyala Netral ini didapatkan pada saat kita membuka keran gas asetelin dan keran oksigen dengan perbandingan sekitar 1 : 1. Nyala Netral ini dipergunakan untuk mengelas bahan dari Baja, besi cor, baja tahan karat dan tembaga.
Nyala api pembakar ini terjadi jika campurannya berimbang antara jumlah oksigen dan gas asetelinnya. Warna nyala api ini biru dengan posisi sedikit lancip di ujung mulut pembakar. Nyala api inilah yang mempunyai efektivitas pembakaran yang paling tinggi, sempurna sehingga proses pengelasan dapat sempurna. Pengaturannya dilakukan pada keran pengatur saluran oksigen dan gas asetelin. Keberimbangan jumlah oksigen dan gas asetelin menjadikan pemakaian lebih ekonomis
b. Dengan busur nyala api listrik
Ketika dua kutub listrik dipertemukan, didekatkan, maka akan terjadi loncatan muatan dan menimbulkan percikan api. Hal ini sebagaimana teknis listrik, jika dua kutub dihubungkan, maka muatan listrik akan bergerak di dalam media penghantarnya. Muatan di dalam sistem akan mengalir dari kutub dengan muatan negatif (katoda) lebih banyak ke kutub dengan muatan positif lebih banyak (anoda). Sementara itu, di rangkaian luar sistem, muatan mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Muatan yang mengalir ini kita sebut sebagai arus listrik.
Pada saat proses pengelasan dilakukan, maka ada 2 (dua) posisi yang mungkin diterapkan untuk pengaliran arus listrik. Pola ini disebut polaritas, yaitu:
1. Posisi lurus
Jenis ini jika arus listrik dialirkan secara langsung dengan arus positif pada elektroda dan arus negatif pada benda kerja. Elektroda adalah bagian alat las.yang akan memijarkan busur nyala api listrik. Busur nyala api listrik timbul sebab ujung kawat elektroda ini dihubungkan dengan benda kerja, sedangkan elektrodanya juga dialiri arus listrik. Benda yang bermuatan negatif bertemu dengan ujung elektroda yang bermuatan positif, maka terjadilah loncatan arus listrik yang menimbulkan percikan api. Percikan api inilah yang berfungsi sebagai pembakar sehingga benda kerja mencair dan menyatu ditambah dengan cairan kawat elektrodanya
2. Posisi terbalik
Posisi ini menempatkan kutub negatif pada elektroda dan kutub positif pada benda kerja. Ujung elektroda yang bermuatan negatif didekatkan pada benda kerja yang bermuatan positif sehingga terjadi loncatan arus listrik dari benda kerja ke elektroda. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan suhu pada elektroda dan menyebabkan pencairan kawat lebih cepat.
Berwirausaha Dengan Keterampilan Las
Keterampilan las merupakan satu kompetensi yang dimiliki oleh seseorang dalam proses penyambungan dua logam dengan proses pemanasan dan pencairan serta pembekuan bersama.
Banyak kebutuhan hidup memanfaatkan prinsip dasar pengelasan, misalnya konstruksi bangunan, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan-perlengkapan hidup, dan sebagainya. Dan, ini merupakan peluang usaha bagi setiap orang.
Caratan:
a. sumber gambar https://www.pengelasan.com/2014/06/macam-macam-nyala-api-oksigen-asetilen.html?m=1
Penulis:
Mohammad Saroni
Penulis buku: #Orang Miskin Bukan Orang Bodoh
Tinggal di Gembongan, Gedeg, Mojokerto
085784990514