Kejadian bermula dari kabar seorang teman. Teman yang sudah kuanggap saudaraku. Jarak keberadaan kami sangat jauh. Mojokerto - Sumedang. Kami bersahabat, bersaudara lewat media sosial. Dan, komunikasi kami sudah barang tentu lewat media sosial, baik Facebook, Instagram, dan whatsaap. Walau posisi kami berjauhan, kami akrab.
Pada saat itu, dia nelpon aku. Setelah nngobrol beberapa saat, dia tanya, jarak Mojokerto dengan Sidoarjo. Kujawab dekat saja. Lalu, dia mengatakan permintaan bantuan. Aku sempat bingung, bantuan apa yang dapat kulakukan. Dia mengatakan bahwa sebenarnya ada kegiatan di Sidoarjo, yaitu membimbing anak-anak SD menulis puisi. Tetapi, dia sedang sakit sehingga tidak memungkinkan untuk hadir. Tanpa pikir panjang dan waktu lama, aku mengiyakannya.
Akupun mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Beberapa buku tentang menulis untuk anak-anak aku baca untuk menambah materi pembimbingan. Tetapi harapan ternyata jauh dari kenyataan. Kurang 3 (tiga) menuju hari H, aku merasa tubuhku kurang bumbu. Segera kuhubungi Komunitasku, Komunitas Sangkar Buku. Kusampaikan pada pak Cariknya Sangkar Buku, Mochammad Asrori. Awalnya siap untuk memberi materi, tetapi kondisi menjepitnya. Institusi tempatnya nyangkul akan kedatangan pengawas, jadi tidak dapat ikut. Dan dengan sigap kami mencari tempat yang siap,maka kami ketemu Jack.
Pada waktu yang ditentukan, kami berangkat. Karena kondisiku yang tidak sehat, ibu negara ikut. Setelah menyusuri jalan lurus,kelok, raya, dan jalan kampung,kami sampai TKP.
Kami disambut dengan ramah. Tapi teman penggerak Sidoarjo belum muncul. Tetapi tidak lama setelah kami duduk di ruang tunggu, beliau datang. Kami berbincang sejenak dan acara segera dimulai.
Karena saya sedang kurang bumbu, Jack saya tugaskan untuk memberi materi. Proses pemberian materi dan pembimbingan menulis puisi berlangsung lancar dan optimal. Anak anak begitu antusias mengikuti kegiatan. Bahkan ada yang sudah dapat menulis dan membacakannya di depan.
Dan, akhirnya dengan sisa tenaga aku memberikan materi menulis cerpen dan menulis surat. Tidak lama. Tetapi aku puas bahwa anak-anak memahami materi.
Tak terasa sudah pukul 13.00, kami tuntaskan kegiatan. Kami pulang. Setelah mengantar Jack, kami pulang
Seperti janjiku bahwa aku mau ngamar di rumah sakit kalau kegiatan literasi selesai, maka akupun masuk IGD. Langsung menggeletak di bed. Setelah diperiksa sana sini, diputuskan aku harus rawat inap. Bahkan harus pakai kateter. Duh, sakit banget waktu selang dimasukkan.
Aku masuk ICU. Ruang untuk menyelaraskan kondisi yang dianggap kritis Semalam harus istirahat di ICU.beberapa kabel menempel di tubuhku. Repot aku menggerakkan badan.
Paginya, perawat datang untuk menjemput ku, tetapi ternyata salah.ibu Negara telah mengajukan kelas kamar. Aku yang sudah dilepasi kabel,harus nunggu lagi. Hingga sekarang.pukul 11, aku dipindah kamarkam.
Sesampai di kamar, sendirian. Sebab ibu negara masih bergiat di sekolah. Beberapa saat kakakku datang. Kami berdua. Setelah itu ibu negara yang datang.
Sejatinya, ngamar di rumah sakit Sanga tidak enak. Walaupun kita dilayani. Jangan sekali-sekali pingin ngamar di rumah sakit.
Sorenya anak-anak datang bersama krucil krucil. Bahagia banget ketika ngumpul bersama sama, walau aku hanya menyaksikan dari bed, selang infus dan kateter menghambat gerakku.
Setelah 3 (tiga) hari, dokter memperbolehkan pulang. Pesannya, Ndak boleh ngopi, asem-asem, pedes. Lha kok yang kegemaran ku gak boleh semua.
Tetapi satu yang harus kita tanamkan dalam hati, tetaplah semangat dan berpikir positif
1 komentar:
Waduh teman ngopi berkurang nih, moga lekas sembuh pakde
Posting Komentar