PROGRAM PEMBEKALAN KETERAMPILAN MELALUI PEMBELAJARAN PROYEK
Mohammad Saroni
Aspek psikomotor sebagai modal aplikatif hidup.
Salah satu aspek penting untuk menghadapi hidup secara langsung adalah kemampuan psikomotor. Kemampuan inilah yang membuat kita berkemampuan untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Keterampilan seseorang akan menentukan kualitas hidupnya di masyarakat. Mungkin banyak orang yang mempunyai kualitas kognitif dan afektif yang bagus, tetapi tidak mempunyai keterampilan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah kehidupan.
Aspek psikomotor merupakan aspek penting yang secara langsung memberikan kemampuan aplikatif kepada anak didik. Dengan kemampuan ini, maka anak didik dapat menangani secara teknis kewajiban-kewajiban hidupnya. Aspek psikomotor ini memungkinkan anak difik untuk melakukan berbagai kegiatan hidup dengan kemampuan yang dimilikinya.
Di dalam kehidupan, kemampuan seseorang di saat menghadapi dan menyelesaikan masalah sangat penting daripada sekedar pengetahuan tentang masalah. Kita boleh saja menguasai berbagai pengetahuan, tetapi jika hanya penguasaan pengetahuan, maka semua hanya akan menjadi retorika lisan semata. Orang hanya pintar menyampaikan teori-teori semata tetapi pada saat menghadapi permasalahan hidup nyata, mereka tersungkur. Mereka kalah telak. Akan lahir orang-orang banyak omong tetapi kemampuan kerja minim. Apalah artinya orang-orang seperti ini. Mereka akan menjadi pengganggu percepatan gerak perubahan. Mereka menjadi ahli debat yang kelabakan ketika diberikan kepercayaan untuk menangani permasalahan hidup.
Pembekalan aspek psikomotor kepada anak didik merupakan upaya kita untuk menjadikan anak-anak sebagai sumber daya manusia yang aplikatif. Anak-anak yang mempunyai kemampuan paripurna atas permasalahan hidup. Secara pengetahuan mereka mampu dan secara praktik, mereka tidak ada masalah. Kemampuan psikomotor merupakan penopang utama kemampuan kognitif. Pengetahuan yang disempurnakan dengan keterampilan menjadikan seseorang sebagai sumber daya manusia yang unggul. Kita membutuhan orang-orang berpengetahuan yang terampil menyelesaikan masalah. Pengetahuan sebagai modal teori dan keterampilan sebagai modal eksekusi.
Pembelajaran berbasis proyek
Proyek merupakan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan untuk penyelesaian dalam kurun waktu tertentu dengan konsekuensi yang harus ditanggung oleh penanggungjawab kegiatan. Proses pembelajaran berbadis proyek mengedepankan kegiatan keterampilan secara paripurna. Keterampilan paripurna artinya tidak sekedar dapat menyelesaikan proyek, melainkan termasuk pada kegiatan-kegiatan persiapan.
Sebagaimana umumnya, ketika sebuah proyek akan dikerjakan, maka harus dilakukan pengajuan proyek, langkah-langkah persiapan,, eksekusi proyek, evaluasi proyek, dan serah terima proyek, bahkan pemasaran hasil pekerjaan. Semua proses harus dilakukan oleh anak didik sehingga mempunyai pengalaman nyata dalam penanganan pekerjaan secara paripurna. Anak didik bukan sekedar tukang atau pekerja. Mereka adalah perencana kegiatan, meliputi membuat gambar kerja, menghitung kebutuhan bahan (kalkulasi biaya), menentukan alat-alat yang dipergunakan, perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian, dan bagaimana untuk pemasarannya.
Pembelajaran proyek bukan pembelajaran personal. Guru tidak memberikan pekerjaan satu siswa satu pekerjaan (sasisapek), melainkan sekelompok siswa untuk satu pekerjaan atau proyek. Ini merupakan team work yang diharapkan solid dan dapat bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, maka pembelajaran proyek merupakan miniatur dari suasana ataupun kondisi saat bekerja. Bahwa, dimanapun kita bekerja, maka kita adalah bagian dari team work di tempat kerja. Tidak ada seorang pekerja yang dapat bekerja sendirian. Mereka harus bekerjasama, saling membantu agar pekerjaan dapat selesai sesuai perkiraan waktunya serta ditangani secara tepat dan cepat. Dalam hal ini, bukan berarti karena keahlian kita mengelas, maka kita hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengelasan. Kita tetap harus membantu teman kerja lainnya jika dibutuhkan.
Pembelajaran proyek mendidik anak didik agar dapat menyadari bahwa dia adalah bagian dari sebuah kelompok kerja yang menangani secara bersama sebuah pekerjaan. Mereka harus membangun suasana kerja yang kondusif sehingga setiap personil dapat melakukan peran masing-masing. Tidak ada yang pekerjaannya terlalu berat. Begitu juga, tidak ada yang pekerjaannya terlalu ringan. Orang bilang, nyolong balunge kancane. Di samping itu, agar tidak terjadi egoisme dalam bekerja. Karena pekerjaannya sudah selesai, maka dia dapat bersantai-santai menunggu pekerjaan untuknya. Sebagai bagian dari tim, maka kinerja seperti ini justru dapat mengganggu kelancaran jalannya penyelesaian proyek.
Untuk protek yang harus dikerjakan anak didik dapat diperoleh dari masyarakat umum, atau masyarakat sekolah, civitas akademik sekolah, atau anak-anak merencanakan pekerjaan sendiri dan siap memasarkannya. Dalam hal pekerjaan dari masyarakat.umim, pihak sekolah menawarkan kepada masyarakat atas produk benda kerja yang dapat dikerjakan anak didik.
Pentingnya pendidikan vocasional
Kebutuhan sumber daya manusia yang terampil menuntut dunia pendidikan untuk menyesuaikan diri, terutama institusi pendidikan vocasional. Pendidikan vocasional memang diarahkan pada penguasaan keterampilan yang paripurna. Materi dan proses pembelajaran dilakukan dengan mengefektifkan berlatih dan berlatih. Anak didik secara intens diberikan pelatihan sesuai dengan kompetensi yang diinginkannya. Porsi latihan, khususnya latihan kompetensi diberikan dengan dengan prosentase lebih besar daripada yang lainnya. Jika dari tiga aspek dasar pendidikan diberikan, maka proses dibagi menjadi 3 (tiga) bagian dengan prosentase keterampilan lebih banyak. Anak didik memang diarahkan untuk terampil melakukan pekerjaan.
3 (tiga) bagian dasar proses pendidikan afektif, kognitif, dan psikomotor memang harus berikan kepadananak didik secara proporsional. Dengan kondisi tersebut, maka anak didik mendapatkan pembekalan yang lengkap. Anak berkatakter, anak berpengetahuan, dan anak berketerampilan. Kondisi ini memang ideal dan sesuatu yang ideal itu merupakan situasi yang sempurna. Dan, tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Walaupun kita berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kondisi ideal (sempurna), tetapi tak akan pernah mencapai kondisi ideal/sempurna. Kesempurnaan hanya milik sang Pencipta alam.
Tetapi, pembelajaran dengan sistem proyek sangat memungkinkan anak didik mendapatkan bekal secara lengkap, afektif, kognitif, dan psikomotornya. Dengan demikian, maka anak didik lebih siap menghadapi berbagai masalah kehidupan. Aspek pengetahuan, teori dapat dikuasai dengan baik. Aspek keterampilan juga dapat dikuasai. Begitu juga halnya denhan aspek karakternya. Ketiga aspek tersebut merupakan aspek penting dalam kehidupan. Memang belum sempurna, tetapi setidaknya anak didik mempunyai bekal untuk menghadapi dan menyelesaikan permasalahannya.
Pembelajaran vocasional merupakan salah satu program pembelajaran berbasis keterampilan. Anak didik diberikan proses yang mengedepankan pembekalan keterampilan. Pembekalan keterampilan mendapatkan porsi lebih banyak di dalam proses pembelajarannya. Artinya, anak didik dikonsentrasikan untuk lebih pada pembelajaran keterampilan yang mendukung kompetensinya ataupun yang aplikatif dalam kehidupan masyarakat. Kompetensi aplikatif yang diberikan kepada anak didik adalah sebuah keterampilan yang siap terapkan. Anak didik tidak perlu lagi mengikuti dilat-diklat kompetensinya. Dengan pembekalan keterampilan aplikatif ini, anak didik tidak lagi sebagai tenaga kasar melainkan adalah seorang tenaga ahli kerja. Dia sudah mempunya kompetensi yang paripurna untuk mengerjakan berbagai pekerjaan.
Jika kita rujukan dengan pola kehidupan bangsa yang sangat dinamis, dimana perkembangan teknologi yang sangat pesat serta kebutuhan teknologi yang terus mendesak, maka pembelajaran vocasional menjadi sangan relevan. Anak sisik dipacu untuk menjalani proses pembelajaran yang identik dengan pola kerja di dunia kerja. Anak didik dihadapkan situasi nyata dalam pekerjaan. Lingkungan sekolah disulap menjadi semacam workshop dari sebuah perusahaan dimana semua pekerjaan dilakukan di tempat itu. Dengan demikian, tidak hanya keterampilan anak didik yang dikembangkan, melainkan juga pola kerja dan kinerja mereka. Anak didik terbiasa berada di lingkungan kerja dan tidak kaget ketika dihadapkan berbagai macam pekerjaan dan ragam orang yang datang, pelanggan.
Pembelajaran berbasis proyek memang merupakan proses pembekalan kemampuan yang prospektif di negeri kita. Kita harus membuat gebrakan proses yang menyadarkan anak didik tentang pentingnya keterampilan aplikatif untuk menghadapi kehidupan yang semakin ketat persaingannya. Jika tidak, maka kita akan terjegal dan tersingkir dari lingkaran kehidupan yang efektif. Bekal keterampilan merupakan nilai tambah yang dimiliki seseorang sehingga mudah memasuki lapangan pekerjaan dalam kehidupan.
Selama ini, proses pembelajaran dilakukan dalam upaya untuk memberikan dan mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan dianggap sebagai modal penting dalam menghadapi kehidupan. Pengetahuan memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan setiap permasalahan hidup yang dihadapinya. Mereka beranggapan bahwa teori merupakan dasar dari setiap keteranpilan. Dengan mempunyai pengetahuan dasar ini, maka kita sudah mempunyai kunci untuk menguraikan atau menyelesaikan masalah. Kita dapat mengetahui kunci permasalahan yang kita hadapi. Dengan demikian, maka kita lebih mudah menghadapi permasalahan. Kita tidak akan kesulitan. Tetapi, kenyataan yang kita temukan dalam kehidupan ini adalah bahwa tanpa keterampilan dasar, maka kita tetap akan mengalami kesulitan dalam menghadapi hidup. Keterampilan dasar inilah yang sesungguhnya merupakan modal dasar hidup.