Suatu hari saat kami duduk di ruang guru, kami berbincang tentang kondisi sekolah yang semakin hari kami rasakan semakin tidak kondusif. Kami merasa harus peduli dean memang sangat peduli terhadap kondisi tersebut sebab berkaitan langsung dengan rejeki kami.
Sekolah kami adalah salah satu sekolah swasta yang membidangi teknologi kejuruan, sehingga yang kami bina mayoritas anak laki-laki. Tetapi, bukan masalah anak didik yang menjadi pembicaraan kami. Bagi kami, masalah anak didik adalahhal yang lumrah. Kalau anak nakal, itu hal yang lumrah dan masih dapat kami tangani secara langsung. Tetapi, yang kami bicarakan adalah kondisi sekolah secara umum.
Mungkin, yang kami alami juga dialami oleh sekolah swasta yang lainnya atau sebagaimana perjalanan hidup ini, kadang ada di atas, kadang ada di bawah. Seperti perputaran roda. Mereka yang besar, di atas, pada saatnya akan menjadi kecil atau berada di bawah.
Begitulah yang selalu kami bicarakan jika kami berkumpul dan pada akhirnya kami mempunyai satu kesepakatan bahwa kondisi seprti ini hanya dapat diselesaikan atau dihilangkan jika ada kesepakatan untuk melakukan perubahan di segala bidang. Oleh karena itulah dibutuhkan seseorang yang tegas, seseorang yang revolusioner, yaitu seorang kepala sekolah revolusioner.
Kepala sekolah revolusioner selalu menggagas perubahan-perubahan ataupun perbaikan-perbaikan kondisi secara cepat untuk menjawab kondisi sekolah. Kepala sekolah revolusioner menerapkan prinsip bahwa yang tidak seide untuk perbaikan kondisi tidak boleh terlibat dalam setiap langkah yang diterapkan, sebab semua itu hanya menjadi penghambat program. Bahkna, mungkin penyabot program saja.
Oleh karena itulah, maka kepala sekolah revolusioner selalu berpikir dan bertindak konstruktif. Dia tidak akan melakukan kegiatan-kegiatan tanpa arah dan tujuan yang pasti. Sebab, apa yang diakukannya adalah hasil dari evaluasi dalam segala hal yang terjadi di sekolah. Setiap saat, kepala sekolah revolusioner mengevaluasi dan memperhatikan kondisi sekolah meliputyi manajemen personal, manajemen operasional, sarana prasarana, kondisi anak didik, manajemen hubungan masyarakat, lingkungan dan sebagainya.
Untuk hal tersebut memang dituntut seorang kepala sekolah yang tanggap terhadap kondisi sekolahnya secara menyeluruh. Hal ini karena kepala sekolah adalah pimpinan sekolah, wajar saja jika dia harus mampu berpandangan luas terhadap kondisi sekolah pada saat kemarin, sekarang, dan esok hari. Kepala sekolah harus dapat melihat kondisi hari-hari kemarin sebagai upaya untuk menilai tingkat keberhasilan program sekolah dan sebagai acuan untuk menerapkan program-program selanjutnya. Kepala sekolah-pun harus mampu melihat kondisi sekolah pada saat sekarang sebagai upaya langkah-langkah perbaikan program yang kemarin. dan, pada akhirnya, seorang kepala sekolah harus dapat melihat atau memprediksi apa yang bakal terjadidi hari-hari esoknya. Dengan kemampuan ini, maka seorang kepala sekolah dapat berkreasi dan selanjutnya menerapkan program-program sebagai inovasi atas apa yang diprogramkan.
Bahkan, dapat saja dikatakan bahwa seorang kepala sekolah yang revolusioner adalah kepala sekolah yang dapat bertindak gila-gilaan untuk mencapai tujuan program sekolah. Kepala sekolah harus berani melakukan manuver-manuver tindakan yang menurut orang banyak tidak wajar. Kepala sekolah revolusioner haruslah dapat dan berani mendobrak ketidakwajaran yang secara langsung menyebabkan sekolah kolaps. Tindakan gila-gilaan yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan upaya memperbaiki kondisi secara cepat dan memutus rantai kausal yang menjadi penyebab kondisi kolaps sekolah.
Memang, untuk mengkondisikan hal tersebut, kepala sekolah harus berani sebab dia pasti akan berhadapan dengan banyak personil yang masing-masing membawa kepentingan yang berbeda. Orang-orang yang merasa terancam oleh tindakan-tindakan kepala sekolah pasti akan bereaklsi, baik reaksi positif maupun reaksi negatif. Reaksi positif mungkin akan menambah kekuatan program, tetapi rekasi negatif merupakan kekuatan yang merongrong program sehingga mengancam eksistensi semuanya.
Kepala sekolah revolusioner tidak akan berpikir untuk mundur dalamproses mewujudkan segala program yang telah disusunnya. Dia berpegang pada pepatah, ‘biar anjing menggonggong, kafilah tetap tetap berlalu’. Walaupun banyak orang yang memperbincangkan, khususnya sebagai hambatan, dia tidak akan urungkan niat untuk memperbaiki kondisi sekolah. Bahkan, dia akan semakin berani bertindak jika merasa ada yang menghalangi langkahnya. Prinsip hidupnya, jika ada penghalang, maka penghalang adalah orang yang tidak ingin perubahan dan orang-orang seperti ini berarti telah mendapatkan kemudahan-kemudahan dari sistem lama. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang menghisap sistem, apalagi jika sistem sudah kritis tetapi tetap saja bersikeras mempertahankan eksistensi dari sistem.
Kepala sekolah revolusioner dapat emmbaca kondisi seperti itu dan cepat mengambil langkah-langkah positif untuk hal tersebut. sudha barang tentu, tindakan atau langkah-langkah kepala sekolah mengacu pada perbaikan kondisi dengan menghilangkan segala hambatan yang ada. di dalam pandangannya, para penghambat adalah yang merusak, seperti benalu yang menumpang hidup dengan menghisap habis jatah makanan untuk pohon utama. Maka, langkah yang paling tepat adalah menghilangkan semua benalu yang merugikan sekolah tersebut.
Pengurangan tenaga mungkin merupakan hal yang biasa untuk perkembangan sekolah secara umum. Hal ini adalah upaya rasionalisasi kondisi antara sekolah dengan jumlah tenaga yagn ada dengan kebutuhan tenaga yang sesungguhnya. Adalah sesuatu yang sia-sia jika kita mempunyai tenaga yang banyak untuk menangani hal yang kecil/sedikit. Beberapa orang hanya akan menjadi beban sekolah dan tidak efektif.
Memang hal ini tidak manusiawi tetapi kondisi mengharuskan tindakan tersebut. pertimbangan paling utama dari tindakan ini adalah efektivitas maksimal SDM yang ada. kita berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing SDM yang sesuai dengan bidang garapannya.
Rasionalisasi SDM memang merupakan salah satu langkah konkrit untuk memperbaiki dan mengangkat kondisi sekolah yang sudah kolaps. Istilah yang lebih pas mungkin perampingan di segala bidang, artinya kita harus menyesuaikan kuantitas pekerjaan dengan kuantitas tenaga kerja yang ada. oleh karena itulah, maka pada setiap bidang garapan tenaga kerja yang menangani disesuaikan, baik dari jumlah maupun kualitas personalnya. Utamanya adalah kualitas personal terhadap bidang pekerjaan. Atau hal ini dikenal dengan istilah,’the right man in the right place’
Jika kita telaah lebihjauh, sebenarnya keberhasilan suatu pekerjaan tidaklah tergantung pada kuantitas orang yang mengerjakannya. Memang, dalam pola kehidupan tradisional kita mengenal hidup bergotongroyong,holobis kuntul baris, bahwa seberat apapun pekerjaan pasti dapat kita selesaikan jika kita kerjakan secara bersama-sama. Tetapi hal tersebut terutama pada pekerjaan-pekerjaan berat yang emmbutuhkan tenaga, sedangkan untukpekerjaan-pekerjaan yang menuntut kemampuan otak, misalnya di sekolah, maka sudah barang tentu kualitas SDM jauh lebih penting daripada kuantitasnya. Apa gunanya banyak orang jika tidak memiliki kualitas sebagaimana yang diharapkan untukjenis pekerjaannya?!
Oleh karena itulah, setidaknya untuk dapat melakukan perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan kondisi, maka seorang kepala sekolah revolusioner adalah sosok yang memiliki kans untuk memperbaiki kondisi. Hal ini disebabkan, seorang kepala sekolah revolusioner memiliki konsep-konsep berikut:
a. Berpandangan luas
Orang-orang revolusioner pada dasarnya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan khusus di dalam dirinya. Kemampuan ini membuatnya dapat memposisikan diri dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun. Mereka tidak membatasi diri pada lingkungan yang sempit, yang bakal mengkungkung diri, sehingga aspek appaun menjadi bekal kompetensi dirinya.
Berkaitan dengan kepala sekolah revolusioner, maka dia adalah siosok yang dapat menerima dan emmberi masukan ide orsinil yang menempatkan tujuan seluas-luasnya demi perbaikan kondisi. Kepala sekolah revolusioner menempatkan segala aspek sebagai bagian dari langkah-langkah program perbaikan dan pengembangan secara luas.
Berpandangan luas dapat diaratikan sebagai kemampuan untuk merespon dan memberi tanggapan positif terhadap setiap permasalahan secara proporsional dengan isi lebih dari yang lainnya. Kepala sekolah yang berpandangan luas tidak akan kehabisan akal jika menghadapi masalah bahkan menjadikan masalah sebagai pijakan untuk mencapai kondisi yang lebih besar.
Kepala sekolah revolusioner akan berpandangan luas sehingga pada setiap kebijakan yang dikeluarkan merupakan refleksi dari kondisi ideal yang harus dicapai oleh sekolah. Setiap saat dia akan mengeluarkan ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam upaya untuk peningkatan kualitas sekolah secara umum.
b. Dedikasi tinggi
Untuk mencapai tujuannya, maka orang-orang yang revolusioner mempunyai dedikasi yang sangat tinggi. Dedikasi adalah pengrobanan untuk keberhasilan suatu usaha atau tujuan, dapat juga dikatakan sebagai bentuk pengabdian yang tulus. Pengorbanan yang diberikan oleh orang-orang ini tidak hanya tenaga dan pikiran, harta benda, waktu, perhatian, tetapi segala hal yang dirasanya dapat mendukung keberhasilan usaha.
Orang-orang revolusioner tidakmemikirkan apa yang bakal didapatkan dari segala usaha yang dilakukannya. Mereka hanya berpikir bagaimana usaha tersebut dapat dicapai dan emmberikan kebaikan pada semua orang di sekolah. Mereka tidak peduli apapun yang menjadi konsekuensi atas usaha yang dilakukan tersebut.
Oleh karena itulah, maka jika seorang kepala sekolah ingin berposisi secara revolusioner, maka dia harus rela berkorban apapun. Tidak hanya kata-kata, tetapi sesuatu yang konkrit. Kepala sekolah revolusioner tidak memikirkan memikirkan apa yang bakal diperoleh dari suatu usaha, tetapi berpikir bagaimana memfasilitasi usaha tersebut agar dapat segera tercapai.
Kepala sekolah revolusioner adalah sosok yang dapat memuasakan diri dari segala keinginan yang bersifat pribadi bahkan mungkin untuk sementara, selama kondisi sekolah kolaps tidak berpikir untuk mendapatkan sesuatu dari sekolah, justru sebaliknya kepala sekolah revolusioner akan emmfasilitasi semua kebutuhan sekolah agar dapat bangkit kembali. Apapun akan dikorbankan asalkan sekolah dapat bangkit dan berkembang lagi.
Memang berat kondisi seperti ini. Tidak ada orang yang dapat bersikap seperti itu. Kalaupun ada, mungkin ada satu diantara seribu orang. Itupun belum tentu secara tulus melakukan semua itu. Selalu ada tendensi yang begitu besar dan seperti bom waktu yang siap meledak. Kapanpun dan selanjutnya dapat kita bayangkan apa yang bakal terjkadi.
Dengan demikian, setidaknya kepala sekolah revolusioner adalah orang-orang yang latar belakang kehidupannya sudah mapan dan tidak dikejar oleh kebutuhan hidup yang bertubi-tubi. Kepala sekolah revolusioner haruslah orang yang dari segi finasial sudah tidak begitui memikirkan imbalan atas kerjanya atau tidak terlalu ngoyo untuk mendapatkan apa yangdiinginkanya. Semua sudah tersedia dan kegiatan di luar, dalam hal ini di sekolah hanyalah sebagai upaya untuk mendapatkan status saja. Dia tidak peduli berapa-pun yang didapatkan dari sekolah, bahkan tidak dapat-pun tidak menjadi masalah. Yang terpenting bagi dirinya adalah dapat mengajar, medidik anak-anak sebagai bentuk pengabdian dirinya pada kehidupan serta sebagai sarana untuk bersilahturahmi dengan teman-teman. Inilah yang dinamakan dedikasi yang tinggi.
c. Loyalitas yang utuh
Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan dan kejujuran terhadap institusi, dalam hal ini sekolah. Kepala sekolah revolusioner mempunyai tingkat loyalitas yang utuh terhadap sekolah yang dipimpinnya. Dia penh perhatian terhadap kondisi yang menimpa sekolahnya dan tidak membagi kesetiannya dengan institusi lainnya.
Kepala sekolah revolusioner mempunyai loyalitas yang utuh, artinya semua tindakan.ide dan pikirannya hanya dia peruntukkan bagi sekolah. Setiap saat yang dipikirkannya adalah sekolah dan sekolah. Setiap ide yang dimilikinya adalah untuk sekolah. Bahkan, seringkali hingga di rumahpun dia tetap berpikir tentang sekolah,walaupun untuk itu dia harus membengkalaikan hal-hal yang lainnya.
Kepala sekolah revolusioner tidak mudah terpikat oleh berbagai bujukan untuk mengabaikan kondisi sekolah. Apalagi pada saat sekolah sedang kolaps, dia begitu setia endampingi sekolah dengan pola-pola manajemen yang dipikirkan agar dapat mengangkat kondisi sekolah. Walaupun ada pihak lain yang iming-iming dengan posisi lebih baik, dia tidak akan mengeng, dia tidak akan berubah pikiran dengan menerima tawaran yang ada. dia lebih terikat untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi sekolah yang kolaps agar dapat hidup lagi. Tidak lantas meninggalkannya.
d. Berani bertindak konkrit
Orang-orang revousioner umumnya dikatakan sebagai kelompok orang-orang nekat, bonek (bonde nekat). Mereka tidak lagi mengindakan segala hal. Tetapi dalam konteks ini, kita menambahkan satu poin yaitu pemikiran yang dalam. Orang-orang revolusioner di bidang pendidikan adalah kelompok orang-orang nekat yang menginginkan perbaikan kondisi dengan me4ndasarkan setiap langkahnya dengan pemikiran yang matang.
Nekat dapat kita asumsikan sebagai berani. Orang-orang nekat adalah orang-orang yang berani, walau nilai rasanya sangatlah negatif tetapi setidaknya kondisi itu juga diperlukan untuk memperbaiki kondisi sekolah sebab dengan bondo nekat, maka setidaknya kita sudah melangkahkan program ke arah yang seharusnya.
Kepala sekolah revolusioner tidak takut untuk melakukan tindakan-tindakan yang menurutnya sangat berkaitan dengan upaya perbaikankondisi dan peningkatan kualitas. Kalau dia sudah memutuskan untuk melakukan tindakan, maka tidak akan ditunda-tunda lagi. Apapun akan diterjang agar proses perbaikan kondisi dapat tercapai secara nyata dan segera. Dia tidak suka menunda niat hanya karena adanya hambatan di perjalanan program.
Tindakan-tindakan beraninya merupakan perwujudan dari niat hati yang kuat untuk perbaikan kondisi. Bahkan, terhadap oknum-oknum yang tidak mendukung, dia bernai menghadapi danmemutuskan untuk kebijakan terbaik bagi sekolah. Guru-guru yang tidka konsisten dan sesuai dengan visi dan misi sekolah akan dikondisikan sehingga menyadari posisi dirinya. Jika memang diperlukan, maka tindakan tegas diterapkan sebagai suatu keberanian tersendiri untuk kepentingan yang lebih luas.
Kepala sekolah berani melakukan perampingan SDM jika emmang hal tersebut harus dilakukan. Tetapi dalam hal ini selalu diawali dengan pembicaraan secara terbuka atas kondisi sekolah secara umum sehingga masing-masing pihak mengerti dan menyadari. Bahkan, jika pimpinan, dalam hal ini pengurus yayasan yang membawahi sekolah swasta, melaukan atau diindikasi telah emelakukan penyimpangan atau sudah tidak konsisten dengan kebijakan dasar, maka kepala sekolah revolusioner tidak takut untuk mengkritik dna meluruskannya. Hal ini agar tidak terjadi istilah ‘wis kadung’ karena sudah diantisipasi sebelumnya.
Kepala sekolah revolusioner sangat dibutuhkan ketika kesadaran untuk peningkatan kualitas atau perbaikan kondisi sekolah telah menjadi wacana bersama dan menjadi tekad bulat untuk mencapainya.
Kebersamaan tetap menjadi salah satu dasar dari implementasi setiap program. Tanpa keersamaan, maka program akan berjalan pincang dan tertatih-tatih sehingga proses pencapaiannya tidak akan maksimal.
Kalau hanya kepala sekolah yang mengambil posisi revolusioner sedangkan yang lianya hanya diam menonton, apalagi menggembosi, maka sampaikapanpun kondisi sekolah yang kolaps tidak dapat bangkit. Bahkan, mungkin semakin hancur. Oleh karena itu, semua aspek harus memposisikan diri sebaik-baiknya dan bergerak bersama-sama secara serentak untuk mencapai tujuan. Haruslah ada kesepakatan, kesepahaman, dan keselarasan pada setiap langkah kebijakan yang diterapkan. Jika perlu kepala sekolah membentuk tim khusus untuk program perbaikan dan pengembnagan kondisi. Tim ini adalah tim yang didalamnya bergabung orang-orang dengan idealisme tinggi untuk upaya perbaikan kondisi, yang mau berkorban, berkomitmen dan bertindak demi kepentingan sekolah semata dan menanggalkan kepentingan pribadi untuk sementara waktu. Atau selamanya.
Kepala sekolah revolusioner tetaplah seorang manusia dengan sekian bantyak kekurangan, tanpa bantuan dari orang-orang yang seide, maka justru dia akan menjadi tumbal dari sesuatu yang tidak menentu. Tetapi, kepala sekolah revolusioner tetap diperlukan untuk perbaikan dan perbaikan kondisi sekolah yang kolaps.
Gembongan, 12 April 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar