Minggu, 16 November 2008

Meningkatkan Peran UPJ di SMK

a. Latar Belakang
Pola pemelajaran di sekolah kejuruan merupakan peneraan konsep pendidikan secara menyeluruh. Hal ini terkait pada konsep dasar yang digarap di dalam dunia pendidikan, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Tiga hal ini secara utuh dilaksanakan di sekolah kejuruan sebagai bentuk integralistik program pemelajaran.
Jika selama ini aspek psikomotor hanya terfokus pada keterampilan teknis, terkait dengan pengetahuan semata, maka di sekolah kejuruan proses pemelajaran psikomotor difikuskan pada keterampilan praktis yang dapat dijadikan sebagai pendukung kompetensi diri.
Hal ini menuntut semua pihak untuk menyelaraskan langkah dan me-ningkatkan kinerja sehingga tingkat ketercapaian dapat maksimal. Kesela-rasan langkah ini sangat penting agar setiap program dapat terkontrol pelak-sanaannya dan evaluasi dan refleksi dapat segera dilakukan.
Dengan kesigapan seperti ini, maka kemungkinan terjadinya penyim-pangan dapat segera diantisipasi dan dilakukan perbaikan jika memang diperlukan. Ibaratnya, kita sudah mengetahui gejala-gejala yang muncul di dalam setiap saat dan memberikan solusi yang solutif bagi permasalahan tersebut. Dengan demikian kita sudah melangkah dua atau tiga langkah di depan sebuah program. Sebelum kita mengetahui hasil utuh sebuah proses, kita sudah mengetahui hasil dan hambatan yang timbul pada saat tersebut.
Dan, salah satu program pendidikan dan pemelajaran yang menjadi unggulan bagi sekolah kejuruan adalah praktek kejuruan yang dilaksanakan di bengkel sekolah. Seperti kita ketahui sekolah kejuruan, khususnya kelom-pok teknologi dan industri memberikan pemelajaran teknik di bengkel sekolah dengan berbagai pekerjaan layaknya bengkel umum yang melayani berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, maka anak didik dapat meningkatkan kemampuan teknik praktiknya secara maksimal.
Pada sisi yang lain, selain anak didik mengikuti proses pemelajaran praktik, mereka juga diposisikan sebagai bagian dari sebuah kelompok kerja yang disebut Unit produksidan Jasa atau UPJ, Upj ini merupakan salah satu aspek sekolah yang melakukan kegiatan usaha untuk meningkatkan ke-tahanan sekolah terhadap kondisi finansial, sekaligus aspek keterlaksanaan penguasaan teknologi secara maksimal oleh anak didik.
Unit Produksi dan Jasa di sekolah kejuruan memegang peranan sangat penting dalam upaya pemasyarakatan program dan kegiatan yang diseleng-garakan di sekolah. Hal ini sangat penting sebab sekolah kejuruan meng-garap peningkatan keterampilan kejuruan yang diharapkan dapat dijadikan bekal hidup anak didik. Dan, untuk kelengkapannya, maka tingkat keteram-pilan anak didik ditambah dengan kemampuan mengelola keterampilan itu.

b. Eksistensi UPJ di SMK
Unit Produksi dan Jasa (UPJ) di sebuah sekolah kejuruan merupakan kelompok kerja khusus yang menangani masalah produksi dan jasa yang dilakukan di sekolah. Kelompok kerja ini menangani masalah produksi barang-barang atau melayani jasa yang dibutuhkan masyarakat
Eksistensi Unit Produksi dan Jasa di sekolah kejuruan memberikan kon-tribusi atas pemelajaran teori praktis yang diberikan oleh para instruktur. Dengan demikian, maka peranan UPJ sangat membantu sekolah di dalam kelancaran pengelelolaan sekolah.
Di dalam proses pemelajaran, pokja UPJ menjadi wahana untuk memaksi-malkan proses pemelajaran keterampilan kepada anak didik. Dan, kelebihan-nya adalah di dalam pemelajaran keterampilan dapat dilakukan sebagai bentuk usaha produktif dan dapat menghasilkan masukan dana, sekaligus dapat memberikan pelayanan untuk masyarakat.
Kondisi ini sangat penting sebab dengan kemampuan memproduksi barang, maka sekolah mempunyai wahana untuk memberikan pelatihan langsung pada anak didik, khususnya keterampilan bekal anak didik. Dengan mengaktifkan anak didik di dalam pokja UPJ ini, maka keterampilan yang dimiliki oleh anak didik dapat diasah secara langsung dengan menger-jakan barang-barang kebutuhan masyarakat.
Pada sisi lainya, eksistensi pokja UPJ adalah sebagai jembatan penghu-bung sekolah dengan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat yang membu-tuhkan jasa kerja, maka sekolah atau Pokja UPJ dapat menyelesaikannya dengan baik. Masyarakat dapat memesan barang-barang tertentu ke sekolah dan sekolah melanjutkan ke pokja UPJ untuk mengerjakannya.
Disinilah pentingnya keberadaan pokja UPJ sebagai bagian integral dari system pengelolaan di sekolah dan mengembangkan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat. Dengan integralistik dan system pengelolaan manajemen hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat, maka hubungan edukatif dan niaga dapat dijadikan sebagai kegiatan yang sinergis.
Dengan pokja UPJ ini, konsep penyiapan dan pembimbingan anak didik menjadi tenaga-tenaga terampil yang siap bersaing dalam kehidupan benar-benar dapat diwujudkan oleh sekolah.
UPJ adalah jembatan penghubung kreativitas dan hasil kerja praktek anak didik dengan masyarakat pemakai barang dan jasa. Dengan adanya UPJ ini, maka masyarakat dapat mempercayakan barang-barang kebutuhan hidup-nya pada sekolah, sebagaimana mereka mempercayakan proses pendidikan dan pemelajaran anak-anak mereka.
Selain itu, mereka tentunya sangat bangga jika ternyata yang mengerjakan barang-barang tersebut adalah anak-anak yang mereka percayakan kepada sekolah. Tentunya mereka semakin yakin bahwa sekolah mempunyai ke-mampuan teknis bagus untuk bekerja.

c. Kebutuhan Cost Proses Belajar yang Tinggi
Jika kita perhitungkan, maka sebenarnya pembiayaan di sekolah kejuruan membutuhkan cost yang lebih tinggi daripada sekolah umum. Kelebihan cost ini terutama disebabkan karena pembiayaan praktek, yaitu penyediaan bahan untuk keperluan praktek.
Pada awalnya, mungkin permasalahan yang dihadapi sekolah adalah pengadaan sarana praktek, yaitu beberapa mesin terkait dengan program keahlian yang dibina sekolah. Misalnya untuk program keahlian Teknik Pemesinan membutuhkan beberapa mesin produksi, yaitu mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin las dan sebagainya. Atau untuk program keahlian teknik mekanik ototmotif membutuhkan engine stand, chasis, electric stand, dan sebagainya.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah bahan untuk pemelajaran parktek, misalnya batang besin berbagai ukuran, bensin, olie dan sebagainya. Dengan demikian, maka kita mendapati cost belajar di sekolah kejuruan, teknologi dan industri cukup besar.
Jika cost ini harus ditanggung keseluruhan oleh orangtua siswa, tentunya menjadikan ongkos/cost pendidikan menjadi mahal. Orang tua harus mengeluarkan banyak dana untuk menutup segala kebutuhan praktek di bengkel sekolah. Sementara setiap saat harga bahan-bahan tersebut meng-alami perubahan harga yang sangat signifikan.
Karena kebutuhan dana yang cukup banyak inilah, maka sekolah harus kreatif dan penuh inovasi, khususnya terkait dengan penemuan sumber income baru bagi pengelolaan sekolah. Sekolah harusnya memikirkan cara agar sumber masukan tidak hanya mengandalkan dari orangtua siswa me-lainkan juga berasal dari sumber lainnya.
Dan, sumber income yang perlu diperhatikan adalah pemanfaatan bengkel sebagai tempat kerja atau tempat memproduksi barang-barang yang bermanfaat bagi masyarakat atau memang merupakan pesanan masyarakat.
Dengan pengembangan kegiatan di UPJ, yaitu mengerjakan barang-barang kebutuhan masyarakat di bengkel sekolah, maka hal tersebut dapat menjadi sumber masukan. Dengan mengerjakan barang pesanan atau barang kebutuhan masyarakat ini, maka sekolah menerima ongkos pekerjaan dan dana inilah yang dijadikan sebagai dana sharing bagi sekolah.
Kebutuhan cost pemelajaran di sekolah kejuruan memang tidak mungkin ditanggungkan seluruhnya kepada orangtua siswa sebab sangat memberat-kan. Dan, kelompok kerja UPJ merupakan salah satu pemecahan yang tepat. Pokja inilah yang berfungsi sebagai embrio pabrik berbasis sekolah dengan income yang cukup besar jika dilakukan secara professional. Disinilah, sekolah berkreasi untuk ikut meringankan beban masyarakat yang pada kenyataannya sudah sangat berat. Dengan melaksanakan kegiatan produk dan jasa ini, maka setidaknya mendatangkan dana sharing bagi pembiayaan yang selama ini ditanggung oleh wali murid, pada sekolah swasta.

d. Sekolah sebagai Pusat Kegiatan Produk
Konsep yang perlu kita kembangkan adalah mengarahkah kegiatan beng-kel sekolah sebagai embrio usaha profit bagi sekolah sehingga dapat menjadi sumber masukan baru. Selama ini yang terjadi adalah hasil pekerjaan bengkel yang terbengkalai begitu saja di setiap akhir tahun pelajaran. Hasil pekerjaan hanyalah benda-benda yang tidak mempunyai nilai jual pada masyarakat.
Akibat kondisi ini, maka setiap tahun, sekolah harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menyediakan bahan kegiatan praktek. Dan, itu artinya masyarakat harus mengeluarkan dana tersebut, sebab sebenarnya segala kebutuhan dana kegiatan sekolah didapatkan dari masyarakat. Jika setiap tahun seperti itu,maka kita dapat bayangkan betapa berat kewajiban yang harus ditanggung oleh masyarakat.
Untuk itulah, maka muncul pemikiran untuk menjadikan sekolah, khu-susnya kegiatan di bengkel sekolah sebagai upaya profit untuk menurunkan beban masyarakat, khususnya di dalam kaitannya dengan pengadaan bahan praktek. Hal ini terkait pada kenyataan bahwa harga bahan praktek setiap saat selalu mengalami pergantian yang sangat signifikan.
Menjadikan sekolah, khususnya kegiatan di bengkel sebagai kegiatan produk merupakan sebuah program implementatif terhadap konsep pemel-ajaran yang diterapkan di sekolah kejuruan. Konsep ini sangat penting untuk menunjukkan eksistensi sebagai pencetak tenaga kerja terampil yang sudah siap melakukan kegiatan produk sesuai dengan program keahliannya.
Dengan menjadikan sekolah sebagai pusat kegiatan produk, maka setiap orang yang terlibat di dalam proses tersebut mempunyai orientasi yang sama terhadap kegiatannya. Ya, mereka dapat membangun konsep yangs ama terhadap upaya memproduksi barang-barang layak pakai oleh masyarakat.
Oleh karena itulah, maka muncul konsep kerja berdasarkan kualitas barang yang dihasilkan. Inilah konsep dasar dari usaha profit berbasis sekolah dengan UPJ sebagai pengelola utamanya. Setiap kegiatan produk barang yang dilakukan oleh sekolah harus melalui pokja UPJ dan selanjut-nya proses penjualannya dilakukan oleh UPJ.
Jika hal ini dilakukan, dikelola secara baik, professional, maka tentunya embrio usaha profit ini dapat berkembang lebih luas lagi hingga dapat didirikan sebuah pabrik di sekolah. Pabrik sekolah ini merupakan tujuan akhir jangka panjang dari pembentukan pokja UPJ di sekolah, sehingga kita dapat mengelola kegiatan bengkel sekolah secara professional.
Untuk itu, anak didik dan para guru dapat saja membawa pekerjaan dari masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhannya ke sekolah dan dikerjakan di sekolah oleh pokja UPJ ini. Jika hal ini dilakuakn secara sistematis dan berkesinambungan, maka semakin lama pangsa pasar semakin luas dan kegiatan sekolah dapat dikenal oleh masyarakat luas. Dengan demikian, maka sekolah dapat dijadikan sebagai pusat kegiatan produk yang benar-benar professional dan dibutuhkan masyarakat secara professional juga.

e. Melatih Siswa Berwirausaha
Salah satu tuntutan bagi sekolah kejuruan adalah memberikan keteram-pilan seutuhnya bagi anak didik sehingga benar-benar mampu menghadapi kehidupannya dengan menerapkan keterampilan teknis yang didapatkan di sekolah.
Hal ini sudah seringkali dibahas oleh bayak pihak, khususnya dunia usaha dan dunia industri bahwa jika anak didik diarahkan untuk mencari pekerjaan, maka kesulitan pasti akan dihadapi. Hal ini terkait pada kenyata-an bahwa masih banyak lulusan yang ternyata belum mumpuni untuk bekerja.
Pada proses pemelajaran praktek, UPJ memberikan kesempatan pada anak didik untuk menerapkan hasil belajarnya di ruang kelas mapun pada saat pelajaran praktek. Setiap konsep yang didapatkan di ruang teori mereka terapkan dalam pekerjaan nyata yang menuntut keprofesionalitasan yang tinggi. Di samping itu, dengan kegiatan ini, maka anak didik dituntut untuk selalu konsisten dengan segala kondisi dan kesepakatan yang sudah dibuat bersama antara sekolah, pokja UPJ dengan masyarakat pemesan barang, konsumen.
Untuk kondisi ini, anak didik diberikan kepercayaan untuk mengerjakan berbagai barang yang didapatkan dari masyarakat. Anak didik mendapatkan pekerjaan dari tetangga, para guru, atau untuk keluarganya sendiri.
Sebagai sebuah pekerjaan, maka tugas anak didik tidak hanya mengerja-kan pekerjaan tersebut, melainkan mereka juga harus melakukan segala persiapan terkait dengan pekerjaannya. Mereka melakukan perhitungan ter-hadap bahan yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan, hingga pada besar keuntungan yang akan didapatkan jika barang tersebut dijual pada masya-rakat.
Dengan cara seperti ini, maka sebenarnya kita sudah memposisikan anak didik tidak hanya sebagai pekerja, melainkan juga sebagai marketing, pe-rencana, pengelola dan manajer dari sebuah kegiatan usaha. Sekolah melatih anak didik menjadi seseorang yang memahami dan mampu melakukan kegiatan-kegiat-an terkait dengan usaha mempertahankan diri dan mengem-bangkan diri menuju peningkatan kualitas diri dan kualitas finansial.
Setidaknya dengan kegiatan produk yang dilakukan di sekolah, maka anak didik diarahkan untuk terlibat secara langsung di dalam kegiatan pro-duk, dari awal hingga akhir pekerjaan.
Dengan lankah seperti ini, maka anak didik diberikan kepercayaan untuk mengelola sebuah kegiatan usaha yang dalam hal ini menerapkan keahlian mereka sendiri. Tentunya hal tersebut tidak menyulitkan anak didik sebab setiap saat mereka sudah melakukan kegiatan kerja, yaitu pada saat meng-ikuti pemelajaran praktek di bengkel sekolah. Dan, setelah mereka menye-lesaikan waktu belajar, maka mereka sudah benar-benar telah menjadi orang - orang berkemampuan tinggi untuk keahlian berwirausaha..
Memang, sekolah kejuruan sebagai sekolah penyelenggara proses pemel-ajaran teknik, khususnya kelompok teknologi dan industri dituntut untuk dapat memberikan proses pemelajaran efektif bagi anak didiknya. Dan, efektivitas program di dalam proses pemelajaran sekolah kejuruan sangat berbeda dengan efekktivitas proses pada sekolah umum.
Efektivitas pada sekolah kejuruan lebih ditekankan pada pencapaian target pemelajaran teknologi yang dapat diterapkan untuk survival dalam kehidupan. Sekolah kejuruan diarahkan pada penciptaan orang-orang yang mampu ber-tahan hidup dengan bekal keterampilan yang didapatkan dari proses pemel-ajaran di sekolah.
Dan, peranan UPJ sebagai bagian integral dari system sekolah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mewujudkan program-program efektif ter-sebut. UPJ memberikan peluang bagi anak didik untuk dapat menjadi orang-orang yang berhasil dalam dunia wirausaha.
Selama ini yang kita dengar dari masyarakat awam adalah sekolah kejuruan itu mencetak tenaga-tenaga kuli. Sungguh hal tersebut tidak benar. Anggapan tersebut hanyalah apriori orang perorang terhadap eksistensi sekolah kejuruan. Setidaknya hal tersebut dapat kita lihat dari kenyataan berapa banyak lulusan teknik, sekolah kejuruan yang menempati posisi penting di dalam institusi terkait dengan keahlian yang mereka miliki.
Dan, UPJ di sekolah kejuruan lebih ditekankan pada upaya memberikan bekal keterampilan terpakai pada anak didik untuk dilanjutkan dalam kehidup-an bermasyarakat. Dengan bekal yang diterapkan di kegiatan UPJ, maka anak didik terbiasa untuk melakukannya di masyarakat atau kehidupannya.
Begitulah peranan UPJ di dalam proses pemelajaran teknologi di sekolah kejuruan, sehingga diharapkan selain dapat memebrikan bekal keterampilan yang layak pakai dalam kehidupan, maka kegiatan di sekolah kejuruan memberikan kesempatan anak didik untuk mejadi pengelola usaha profit. Dan, UPJ adalah wahana tertepat bagi anak-anak yang ingin meningkatkan kompe-tensi tekniknya.
Bagi sekolah, eksistensi pokja UPJ adalah untuk mendapatkan sumber pndapatan baru yang lebih besar dan meringankan beban masyarakat dalam membayar dana pendidikan anak-anaknya. Jika kegiatan ini dikelola secara profesiona, maka tuuan tersebut dapat dicapai secara maksimal. Untuk itu, maka dibutuhkan orang-orang dengan sikap mental yang bagus dan berdedikasi, loyal dan konsisten dengan segala kegiatan serta selalu komitmen dengan kebijakan yang ada.
Semoga dengan adalah pokja UPJ ini, maka sekolah dapat memperoleh masukan dan anak didik mendapatkan pangsa pasar kegiatan produksinya. Dengan demikian, maka didapatkan manfaat dari eksistensi UPJ di dalam sebuah sekolah kejuruan. Dan, program ini tidak lain merupakan upaya sekolah untuk memberikan pelayanan tuntas pada masyarakat.
UPJ sebagai program profit yang dikelola secara professional oleh tim khusus yang terdiri atas beberapa komponen, yaitu perencana kerja, pekerjaan, pelaksa-naan kerja, perencanaan kebutuhan biaya, hingga proses pemasaran barang produksi. Konsep kerja seperti ini memungkinkan terciptanya interaksi personal dan institusi menuju berkembangnya imej positif masyarakat terhadap eksistensi sekolah kejuruan.
Sebagai sekolah kejuruan, maka salah satu kewajiban yang harus diperankan oleh sekolah atau pengelola sekolah adalah mengantarkan anak didiknya menuju keutuhan belajar, paripurna. Setidaknya di dalam hal ini tidak hanya terbatas pada output melainkan menjadikannya sebagai outcome terbaik dari sekolah untuk masyarakat.
Semoga.

Tidak ada komentar: