Minggu, 23 November 2008

Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas

Bahwa untuk mencapai hasil proses pembelajaran maksimal, berbagai pendekatan dilakukan oleh guru. Hal ini memungkinkan sebab sebenarnya pendekatan CTL merupakan metode pembelajaran yang fleksibel. Berbagai kondisi dapat ditangani dengan menerapkan CTL sebagai metodenya.
Pendekatan CTL sendiri terdiri atas 7 (tujuh) point utama, yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Dan, dari 7 (tujuh) langkah penerapan tersebut, maka kita dapat menganalisa tingkat signifikansi metode dengan hasil yang dicapai.
Pada kesempatan ini, kita mencoba untuk menganalisa salah satu langkah penerapan CTL, yaitu konstruktivisme.
Konstruktivisme merupakan langkah pendekatan dalam proses pembelajaran yang menekankan pada upaya memberikan kesempatan seluasnya kepada siswa untuk bekerja sendiri dengan menemukan sendiri hal-hal yang harus dipelajari dan selanjutnya dari penemuan tersebut, maka siswa dapat membangun atau mengkonstruksi kemampuan dirinya.
Jika kita memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun kebiasaan untuk memecahkan masalah, menemukan hal-hal yang berguna bagi dirinya dan terus berusaha untuk melahirkan ide-ide baru agar dapat menjadi milik mereka. Dengan kesempatan yang kita berikan, maka proses membangun kompetensi diri dapat terjadi secara maksimal. Apalagi jika dikaitkan dengan konsep bahwa guru adalah fasilitas pembel-ajaran, maka peranan guru hanyalah terbatas pada memfasilitasi hal-hal yang dibutuhkan siswa dalam proses belajarnya. Kita tidak berhak mencetak siswa sebagaimana keinginan kita, melainkan memberikan kesempatan seluasnya pada siswa untuk mengkonstruksi kondisi dirinya, khususnya terkait dengan hasil pemelajaran.
Dalam pada itu konsep pembelajaran yang kita kenal, yaitu learning by doing benar-benar dapat kita terapkan. Siswa diarahkan untuk secara langsung mengalami apa-pun yang ingin dimilikinya. Tentunya, hasil pemelajaran akan sangat bermakna dan memberi pengalaman belajar positif bagi siswa.
Sementara kita menyadari bahwa hal terpenting yang kita inginkan dari proses pemelajaran adalah pengalaman langsung yang diperoleh siswa pada saat mereka ingin menguasai sebuah kemampuan. Dengan demikian, maka eksistensi pengalaman tersebut akan melekat di diri siswa dan menjadikannya sebagaisesuatu yang sangat berharga. Seperti kita ketahui, jika kita memiliki sesuatu yang berasal dari perjuangan kita sendiri untuk perwujudannya merupakan sesuatu yang sangat istimewa dan tetap teringat sepanjang masa.
Hal seperti itulah yang sebenarnya diharapkan dari penerapan langkah konstruk-tivisme dalam proses pembelajaran. Bahwa siswa harus mampu membangun pengalaman belajar berdasarkan pengalaman langsung. Dan yang terpenting adalah kesesuaian pengalaman belajar dengan kebutuhan siswa.

Tidak ada komentar: