Pendahuluan
Salah satu aspek penting di dalam kehidupan kita adalah waktu. Bahkan kita dapat mengatakan bahwa waktu adalah sesuatu yang istimewa sebab waktu datang dan pergi tanpa dapat kita cegah. Waktu mengalir dan kita terbawa di dalamnya tanpa mampu menghindarinya. Dan, hal penting dari waktu adalah, jika sudah pergi, maka tidak akan kembali lagi pada kita, sebagaimana saat dia datangi kita.
Oleh karena itulah, maka banyak orang mengatakan bahwa jika kita kehilangan waktu, maka sebenarnya kita telah kehilangan sebagian besar kehidupan kita. Kita tidak dapat mengembalikan waktu ke amsa lalu ataupun mempercepat, memboyong waktu ke masa yang akan datang. Secara otomatis waktu datang dan pergi dari kehidupan kita. Dan, kita akan sangat kehilangan jika kita tidak memanfaatkan waktu secara efektif dan maksimal. Sekali kita mengabaikan waktu, maka sekian banyak kegiatan terabaikan dan hal tersebut pada akhirnya menjadikan kita sebagai sosok yang tidak berguna.
Demikian juga halnya dalam proses pembelajaran. ada perbandingan lurus antara waktu dengan proses belajar. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara proses belajar dengan waktu yang digunakan untuk belajar. Perbandingan tersebut sebanding, yaitu jika kita mempergunakan waktu yang cukup banyak, maka sebenarnya cukup banyak pula hal yang sudah kita pelajari. Seharusnya kita menguasai banyak kemampuan jika sudah belajar dalam banyak waktu.
Seharusnya hal ini benar-benar dipahami oleh anak didik sebagai subyek belajar sehingga waktunya benar-benar efektif, Artinya hasil belajar dan waktu yang digunakan untuk belajar benar-benar mampu memberinya sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Ada perubahan yan signifikan antara sebelum belajar dengan sesudah belajar. Perubahan inilah yang sesungguhnya menjadi indikator keberhasilan dari proses belajar. Jika perubahan ini hanya sedikit, maka sebenarnya proses belajar tidak berhasil, tidak efektif. Tetapi jika perubahan tersebut sangat besar, tentunya hal tersebut mencerminkan proses belajar yang berhasil.
Oleh karena itulah, maka sudah seharusnya ada pemahaman khusus dari setiap komponen penting dalam proses belajar, khususnya anak didik sehingga mereka benar-benar melaksanakan kegiatan belajar yang menjadi tugas dan kewajibannya. Mereka adalah subyek belajar, maka harus aktif melakukan kegiatannya. Mereka bukan obyek belajar yang harus selalu disuapi materi pelajaran agar dapat mengalami perubahan yang signifikan. Dan, pemanfaatan waktu secara efektif dan efisien merupakan kunci keberhasilan di dalam proses belajar. Jika waktu dimanfaatkan secara efektif dan efisien, tentunya hal tersebut memberikan hasil yang maksimal. Tetapi jika waktu dibiarkan mengalir tanpa pemanfaatan yang maksimal, maka kegagalan merupakan harga mati di akhir kegiatan.
Setiap guru, sebagai fasilitator dan sekaligus sebagai pembimbing proses belajar sudah seharusnya memebrikan arahan dan bantuan maksimal pada anak didiknya sehingga sadar atas tugas dan kewajiban belajarnya dan membuktikannya dengan mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan belajarnya. Anak didik harus dibimbing dalam memanfaatkan waktu yang ada secara efektif dan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Kita harus menyadari bahwa kegagalan bermula dari pemanfaatan waktu yang tidak efektif dan maksimal. Mereka yang membiarkan waktu berlalu begitu saja merupakan kelompok terbesar yang mengalami kegagalan, khususnya dalam proses belajar. Mereka tidak memanfaatkan waktu untuk belajar, melainkan membiarkan waktu berlalu dengan kegiatan-kegiatan yang sama sekali tidak mencerminkan keefektifkan kegiatan.
Pentingnya waktu bagi belajar
Belajar merupakan kegiatan yang secara sadar kita lakukan dengan tujuan agar ada perubahan signifikan atas kemampuan yang kita miliki. Dengan belajar, maka kita dapat memperbaiki kondisi diri kita, khususnya kemampuan kita pada aspek-aspek khusus dalam kehidupan ini. dan, belajar menjadi satu harapan agar terjadi perubahan mendasar bagi setiap aspek diri, knowledge, psikomotor, maupun attitude.
Dan, perubahan yang terjadi pada seseorang bahkan sesuatu selalu berjalan berdasarkan waktu untuk hal tersebut. Ada perubahan yang begitu cepat, tetapi ada juga perubahan yang begitu lambat. Misalnya perubahan yang terjadi pada kodupan makhluk hidup secara umum terjadi secara berangsur-angsur, lambat dan disebut dengan evolusi. Ada teori yang mengatakan bahwa awalnya di dunia hanya ada satu jenis makhluk hidup. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi sehingga terciptakan makhluk-makhluk yang ada sekarang ini. Burung yang sekarang ini merupakan hasil evolusi burung-burung besar pada saat dulu. Mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan belajar dan akhirnya mereka berhasil dan terciptakan kondisi yang benar-benar berbeda dengan nenek moyang mereka.
Bahkan ada guyonan, bahwa manusia adalah hasil evolusi dari kera. Artinya nenek moyang kita adalah kera. Apakah ini benar? Teori Darwin mengatakan hal tersebut! Apakah teori ini sudah dikalahkan, dijatuhkan oleh teori yang baru mengenai eksistensi manusia? Tetapi setidaknya sejak dahulu kita mendapatkan informasi bahwa sekarang adalah hasil evolusi manusia purba dan sebagainya, yang tentu saja profilnya sangat jauh berbeda dengan kita sekarang ini. Dari beberapa fosil mengatakan bahwa memang ada kedekatan profil antara manusia purba dengan kera. Tetapi apakah hal tersebut menunjukkan bahwa kita berasal dari kera?
Setidaknya, satu hal yang harus kita yakini bahwa setiap perubahan yang terjadi dan dialami oleh setiap orang adalah hasil dari proses belajar yang dilakukannya secara intens. Mereka melakukan kegiatan belajar dengan tidak mengenal waktu. Mereka memanfaatkan waktu seefektif mungkin sehingga setiap detik yang berlalu adalah untuk belajar.
Waktu terus berlalu
Ya, waktu itu bagaikan air yang mengalir di sungai. Air mengalir dari hulu menuju ke muara dan ketika air sudah mengalir ke muara, maka air tidak mungkin kembali mneuju ke hulu. Begitu juga halnya dengan waktu yang berlalu. Ketika waktu telah melalui kita, maka waktu tidak akan melewati kita lagi melainkan terus mengalir. Sementara yang mengalir melalui kita adalah waktu yang lainnya.
Sungguh sangat merugi orang-orang yang tidak mengerti waktu. Sungguh sangat merugi orang-orang yang tidak memanfaatkan waktu yang dimilikinya dan membiarkan berlalu begitu saja. Waktu itu sedemikiannya bagi kehidupan kita sehingga setiap kegiatan kita selalu berbatas padanya. Hidup kita berbatas pada waktu. Begitu juga kegiatan lainnya.
Kita harus menekankan pada anak didik pada kenyataan bahwa waktu kita sangatlah terbatas dan tidak bakal kembali ketika sudah berlalu. Dan, jika sudah berlalu, maka kesempatan kita pun ikut menghilang. Kita menyadari bahwa waktu identik dengan kesempatan. Jika kita mempunyai waktu berarti kita mempunyai kesempatan utuk melakukan sesuatu. Tanpa adanya waktu, maka kesempatan kita tidak memilikinya.
Begitu juga halnya dengan proses belajar. Bahwa setiap aspek pelajaran sudah disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga penerapannya disesuaikan dengan program dan kebutuhan peserta didik. Proses belajar adalah proses yang berlangsung secara berkesinambungan dan terus menerus sehingga peranan waktu sangatlah signifikan. Kita tidak dapat mengabaikan peranan waktu pada proses pembelajaran.
Bahwa materi pelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik saat menempuh proses belajar disusun secara bertingkat. Penyusunannya dilakukan dalam tingkatan-tingkatan tertentu dengan penyesuaian tingkat kesulitan materi yang disignifikansikan dan disinergiskan dengan kemampuan anak dalam menerima materi pelajaran. Proses pembelajaran diawali dari hal-hal termudah dan secara berangsur sesuai dengan waktu. Dengan demikian diharapkan ada proses yang berlangsung secara teratur dan sistematis. Hal ini karena kemampuan anak didik berkembang sesuai dengan usia dan pola pikirnya.
Mulai dari tingkatan anak-anak, remaja hingga dewasa, tingkatan kemampuan anak dalam menyerap materi pelajaran sangatlah sistemis menuju pada sistematis tertentu. Kita tidak dapat memaksakan program pada anak didik tanpa memperdulikan faktor tersebut. Sebagai sosok yang masih labil, maka anak didik harus menambahkan berbagai aspek pada dirinya sehingga benar-benar sesuai dengan proses belajarnya.
Waktu terus berlalu dan meninggalkan kita dengan berbagai kondisi. Terkadang kondisi tersebut positif, tetapi kadang negatif. Kondisi positif hanya dapat kita capai jika kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan seefektifnya. Tetapi, jika waktu dibiarkan berlalu begitu saja, maka sudah barang tentu penyesalan adalah buah yang dipanen pada akhirnya.
Anak didik harus dibiasakan untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Mereka harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan kegiatan efektif. Hanya dengan cara seperti itu, maka proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara sistematis dan efektif. Kita harus menekankan konsep bahwa waktu adalah hal terpenting untuk dapat mewujudkan segala tujuan kita pada anak didik.
Mari mendahului waktu
Bisakah kita mendahului waktu? Ini merupakan satu pertanyaan sekaligus pernyataan yang tidak dapat kita abaikan begitu saja. Waktu adalah sesuatu yang sudah pasti datang dan perginya. Kita tidak dapat mencegah ataupun menghambat kedatangan dan kepergiannya. Waktu mengalir begitu saja. Tidak ada satu orangpun yang dapat menghentikan perjalanan waktu. Jika waktu mendatangi kita, kita tidak dapat menghindarinya. Jika waktu meninggalkan kita, maka kita tidak dapat mencegah kepergiannya itu.
Mungkinkah bagi kita untuk mendahului laju perjalanan waktu? Mustahil! Ya, memang hal tersebut sesuatu yang mustahil. Waktu jika sudah lewat, maka tidak mungkin dikejar lagi. Apalagi mendahului laju waktu? Tetapi, sebenarnya kehidupan mengajarkan kita untuk secara terus menerus berusaha menghadapi kehidupan sebaik-baiknya. Dan, langkah atau cara menghadapinya dengan menciptakan berbagai inovasi serta improvisasi terkait dengan pola kehidupan.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan berusaha mendahului pergerakan waktu. Ya, kita harus berusaha mendahului waktu agar kita dapat menjawab dan memberikan layanan terbaik bagi kehidupan ini. kita harus segera mempercepat langkah kaki setidaknya dua atau tiga langkah ke depan dari yang seharusnya kita jalani.
Seperti pola kerja para intelek bangunan, arsitek dan seterusnya. Mereka bekerja pada masa depan, mendahului waktu. Ketika mereka membangun rumah atau bangunan lainnya, maka yang mereka kerjakan adalah membuat gambar dan maket bangunan tersebut. Setelah gambar selesai dikerjakan dan maket terbentuk, baru kemudian mereka mulai mengerjakan proses pembuatan rumah hingga bangunan rumah selesai. Mereka tidak menunggu rumah selesai untuk membuat gambar dan maketnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka kita harus mampu menyusun jadwal kegiatan dengan sebaik-baiknya. Setiap hal yang kita kerjakan harus didasarkan pada aturan jadwal yang sudah kita buat. Dengan jadwal, maka setidaknya kita dapat mengatur hal-hal yang harus dilakukan agar pola kehidupan kita benar-benar sistematis.
Kita memang harus menjalani kehidupan ini secara sistematis sebab hidup ini merupakan satu kegiatan yang tersistem. Setiap hal yang terjadi adalah bentuk implementasi dari setiap bagian sistem yang ada. Secara implisit, segala hal dalam kehidupan sebagaimana skenario yang disusun oleh seorang penulis. Apa yang harus kita lakukan, apapun yang kita alami sebenarnya sudah ditulis sedemikian rupa sehingga kita dapat saja mengerjakan hal-hal yang sebenarnya akan terjadi di masa depan. Dalam konteks ini, kita asumsikan pada proses belajar.
Artinya, pada proses belajar, kita dapat saja mendahului proses belajar sesuai dengan kurikulum yang sudah disusun. Materi pelajaran boleh saja kita pelajari secara berurutan, tetapi dapat juga sesuai dengan kebutuhan. Jika skenario yang kita susun, satu materi habis selama tiga minggu, dapat saja materi tersebut kita habiskan selama dua minggu sehingga satu minggu terakhir dapat kita pergunakan untuk mempelajri, membahas materi selanjutnya.
Jika di sekolah kita mempelajari bab satu, maka tidak salah jika kita di rumah mempelajari bab dua. Dari guru kita mempelajari awalan, maka di rumah kita dapat mempelajari kelanjutan dari materi guru. Jika hal tersebut kita lakukan, maka yakinlah bawah proses belajar dapat berlangsung lancar dan kita semakin mudah menguasai dan memahami setiap konsep materi pelajaran.
Kita memang harus mendahului waktu untuk dapat mencapai hasil proses belajar maksimal. Kita harus berusaha mempelajari materi pelajaran lebih dahulu, walaupun di sekolah materi tersebut belum diberikan oleh guru. Hal ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Bahwa materi pelajaran harus dipelajari, tidak harus menunggu diajarkan guru di kelas. Kita boleh belajar dan seharusnya belajar mendahului waktu bersama guru sehingga saat bertemu guru dapat mempertanyakan hal-hal yang belum dikuasai.
Yang kita maksudkan dengan mendahului waktu tidak lain adalah belajar lebih dahulu dari pembelajaran yang dilaksanakan di kelas belajar. Kita harus belajar di rumah, sebelum di kelas sehingga kesulitan yang kita alami dapat dipertanyakan kepada guru saat di kelas. Pola belajar seperti ini seharusnya kita tanamkan kepada anak didik sehingga menjadi satu kondisi yang sudah tersistem dalam diri anak didik. Tentunya, jika anak didik terbiasa belajar sebelum proses pembelajaran dilakukan, maka proses belajar dapat lancar dan hasilnya dapat maksimal. Hal ini karena proses belajar didasarkan pada kebutuhan anak didik. Anak didik tidak dipaksa untuk mempelajari materi yang tidak diketahuinya.
Proses pembelajaran memang tidak hanya dilaksanakan untuk saat sekarang, melainkan harus dipelajari secara berulang dan yang terutama adalah masa depannya. Kita harus mempersiapkan segala hal yang akan kita pelajari. Sangat tidak bijak jika ternyata kita melakukan proses belajar hanya pada saat di ruang kelas. Jika ini tetap dilakukan, maka kesempatan untuk beljar sangat sedikit, bahkan kesulitan yang kita alami tidak sempat dijelaskan lebih lanjut. Tetapi jika kita belajar lebih dahulu, maka proses lebih efektif sebab kita sudah membawa permasalahan kita di dalam penguasaan materi pelajaran.
Akselerasi belajar
Belajar pada dasarnya mencoba untuk menguasai hal-hal baru agar dapat menjadi bagian kemampuan diri. Dan, materi pelajaran yang diberikan guru pada saat proses pembelajaran menjadi satu orientasi yang tidak paling utama. Pada proses belajar, ada banyak hal yang belum kita ketahui, apalagi kuasai sehingga perlu skala prioritas untuk dapat menguasai materi tersebut.
Sebenarnya, untuk dapat menguasai materi yang sudah tersusun sebagaimana kurikulum yang diterapkan, maka harus ada upaya untuk melakukan proses pembelajaran ke materi ke depan. Proses pembelajaran tidak dapat hanya untuk materi sekarang saja. Jika pola statis seperti itu tetap diterapkan, maka selamanya kondisi hasil pembelajaran kita tidak pernah meningkat. Bahkan, hal tersebut dapat menjadi penghalang utama keber-hasilannya.
Jangkauan proses pembelajaran adalah masa depan. Oleh karena itulah, maka apa yang dipelajari seharusnya diorientasikan pada kondisi masa depan. Kita tidak mungkin hanya berpegang pada kondisi masa lalu. Kalaupun hal tersebut masih diterapkan, maka seharusnya ada inovasi dan improvisasi dengan mengkolaborasikan materi pada kondisi masa depan.
Guru seharusnya selalu memikirkan langkah inovasi, yaitu langkah untuk mempersiapkan anak didik dengan kemampuan yang signifikan dengan kebutuhan jaman. Bahwa materi belajar seharusnya selalu selaras dengan kondisi kehidupan masyarakat. Kita tidak boleh memberikan materi pelajaran yang out to date. Materi pelajaran yang ketinggalan jaman! Apalagi jika materi pelajaran tersebut sama sekali tidak relevan dengan kondisi yang ada di dalam kehidupan. Percuma! Sia-sia, banyak mengeluarkan tenaga dan biaya tetapi sama sekali tidak begruna bagi kehidupan anak didik di masyarakat.
Akselerasi belajar merupakan satu kebutuhan yang tidak dapat diabaikan oleh setiap pelaku pendidikan. Akselerasi belajar merupakan satu keharusan di jaman sekarang ini. Dengan akselerasi belajar, maka setidaknya anak didik menguasai materi pelajaran lebih dahulu daripada waktu yang direncanakan. Anak didik dipacu untuk dapat menerima dan menguasai serta memahami materi pelajaran dalam waktu yang singkat dan sempurna.
Kita harus selalu berusaha agar anak didik kita dapat melakukan akselerasi belajar agar dapat mengikuti setiap aspek atau materi pelajaran sebaik-baiknya. Anak didik harus dipacu untuk mengikuti proses belajarnya sehingga tercipta satu kondisi pembelajaran. Hal ini karena proses belajar merupakan implementasi dari dinamisasi kehidupan. Jika kita tidak menyeimbangkan kegiatan, tentunya kita bakal ketinggalan. Sebagaimana proses pembelajaran, jika kita tidak segera melakukan akselerasi belajar tentunya kemampuan kita bakal ketinggalan sehingga selamanya kita menjadi bangsa yang terpuruk.
Akselerasi belajar pada dasarnya identik dengan mendahului waktu belajar, tetapi dalam konteks ini anak didik dibimbing untuk melakukan segalanya dalam tingkat kecepatan tinggi. Guru menjadi pembimbing anak didik untuk proses pembelajarannya. Guru secara intens memberikan bimbingan pada anak didik saat mempelajari materi pelajaran. Anak didik tidak harus belajar terlebih dahulu, melainkan secara bersama-sama belajar dalam bimbingan guru. Tetapi, kecepatan belajar dikondisikan sedemikian rupa sehingga materi pelajaran yang seharusnya habis untuk satu semester, dapat diselesaikan pada setengah semester atau lebih cepat dari program yang disusun dalam rencana pembelajaran.
Rencana Pembelajaran memang sangat bagus sebagai anutran proses. Dengan rencana pembelajaran, maka setiap materi yang menjadi jatah pembelajaran dapat diberikan pada anak didik secara sistematis. Tetapi, untuk kondisi ini, anakdidik dipacu untuk terbiasa pada kondisi akseleratif. Pola pembelajaran ini selain untuk mengefektifkan proses, juga untuk menghindari sikap manja yang berlebihan pada anak didik. selama ini yang menjadi penyebab kegagalan proses belajar adalah sikap manja dari anak didik. Anak didik malas belajar, maka dengan akselerasi belajar, mereka dipacu untuk terus belajar. Setidaknya dengan pola belajar ini, akan tercipta community learning di kelas pembelajaran. Dengan community learning ini, maka kesadaran belajar dapat ditingkatkan menuju keberhasilan yang diharapkan.
Mendidik memahami waktu
Waktu adalah bagian penting dari kehidupan. Waktu adalah penentu tingkat keberhasilan proses kehidupan. Dengan adanya waktu, maka setiap kegiatan dapat diketahui dapat dijalankan ataukah gagal dijalankan. Bahwa setiap perubahan tidak dapat terlepas dari peran serta waktu. Hanya dengan waktu, maka segala hal dalam kehidupan ini dapat terjadi.
Mengingat betapa pentingnya eksistensi waktu dalam kehidupan, maka setiap orang harus memperhatikan dan memanfaatkan wktu sebaik-baiknya. Hal ini berarti bahwa waktu itu mengalir bagaikan air sungai. Jika sudah mengalir dari hulu, maka air itu tidak bakal kembali ke hulu. Terus mengalir tanpa peduli apapun yang terjadi selama perjalanannya.
Jika kita tidak melakukan apapun pada aliran tersebut, maka semua tidak mungkin terjadi. Air yang mengalir tidak peduli pada apapun yang terjadi akibat alirannya. Dan, siapa yang menentang aliran tersebut, maka harus menanggung resikonya. Artinya siapapun yang menentang ataupun mengabaikan waktu, tentunya waktu tidakpeduli. Waktu terus bergulir. Waktu terus berganti. Dan, yang fatal adalah waktu tidak akan berputar balik. Maka tinggallah penyesalan pada setiap orang yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Dan, sebagai guru, orang yang mempunyai pengalaman lebih dalam hal menghadapi perguliran waktu, maka guru seharusnya memberikan pengalaman tersebut pada anak didiknya. Guru harus dapat memberikan bimbingan pada anak didiknya, khusus dalam hal ini adalah pemanfaatan waktu untuk proses belajar. Guru harus dapat menanamkan konsep betapa pentingnya waktu untuk mncapai keberhasilan proses belajar.
Anak didik seharusnya benar-benar memahami betapa beruntungnya mereka dapat mengikuti proses belajar hingga tingkatan mereka. Tentunya kita memberikan komparasi pada anak-anak yang tidak berkesempatan melanjutkan proses belajarnya akibat kondisi ekonomi orang tua yang tidak mendukung. Mereka seharusnya bersyukur atas kesempatan tersebut dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Salah satu cara efektif adalah dengan mengefektifkan waktu untuk belajar.
Untuk keberhasilan proses belajar, guru harus benar-benar dapat memberikan pengertian pada anak didiknya tentang eksitensi waktu terhadap proses belajar. Artinya, guru harus mampu membangkitkan kesadaran anak didik tentang hubungan waktu dan kesempatan belajar. Kesempatan yang terbuka begitu luas seharusnya dijwab oleh anak didik dengan belajar secara giat sehingga tujuan belajar dapat dicapai sesuai dengan jadwalnya.
Begitulah pentingnya pemahaman atas waktu yang dimiliki sehingga anak didik menyadari bahwa keberuntungan mereka dalam kesempatan belajar harus ditindaklanjuti dengan pemanfaatan waktu sebaik-baiknya. Jangan menyia-nyiakan waktu agar tujuan belajar yang hakiki dapat tercapai dan bangsa ini benar-benar dapat bangkit dari keterpurukannya, khususnya dalam bidang pendidikan sumber daya manusianya.
Penyesalan adalah sia-sia
Satu hal yang perlu kita tanamkan dalam hati anak didik adalah agar mereka menyadari pentingnya waktu bagi mereka. Bahwa setiap kegiatan yang kita lakukan dibatasi oleh waktu sehingga tidak mungkin kita dapat mengulangi lagi kegiatan yang terlewatkan. Oleh karena itulah, maka waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga betul-betul efektif untuk mencapai cita-cita atau tujuan hidup.
Jika ternyata ada anak didik yang tidak melaksanakan atau mempergunakan waktu sebaik-baiknya dan mengalami kegagalan, maka yang tersisa dalam kehidupannya adalah penyesalan. Penyesalan ini sebenarnya tidak ada manfaatnya. Sia-sia saja! Nasi sudah menjadi bubur, tidak bakal dapat dijadikan nasi lagi. Oleh karena itulah, maka kita harus memakannya sekalipun berbentuk bubur.
Mereka yang tidak memanfaatkan waktu seefektifnya, pada akhirnya hanya mendapatkan penyesalan dan hal tersebut sama sekali tidak berarti. Oleh karena itulah, maka kita harus mengantisipasinya dengan langkah-langkah strategis. Waktu harus kita manfaatkan, pergunakan sesuai dengan kegiatan yang seharusnya dilakukan. Kita tidak boleh menunda-nunda atau mengabaikan perguliran waktu dengan mengabaikan kegiatan kita. Jangan pernah menganggap enteng setiap kegiatan. Jangan pernah mengatakan bahwa masih ada waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan di waktu mendatang.
Kebiasaan-kebiasaan menunda kegiatan merupakan kegiatan yang pada akhirnya dapat membunuh kita! Pekerjaan-pekerjaan yang ditunda hanyalah akan memberikan siksaan atau penderitaan pada kehidupan kita di masa depannya. Siksaan tersebut akan sangat terasa saat jatah waktu yang diberikan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut sudah habis.
Penyesalan adalah sia-sia. Apa gunanya kita menyesali kondisi jika ternyata apa yang kita alami tersebut adalah akibat kesembronoan kita sendiri. Siksaan yang terjadi akibat sikap kita yang mengabaikan waktu, kesempatan yang kita miliki untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Agar tidak mengalami penyesalan, maka segala kegiatan harus diprogram dan dibuatkan skedul pelaksanaan sehingga setiap aspek dapat ditata dan ditentukan saat pelaksanaan dan pencapaiannya.
Ya. Dari sekian banyak hal yang harus dihadapi oleh guru adalah menanamkan konsep dan pengertian serta kesadaran atas segala hal terkait proses belajar anak didik. Bahwa, anak didik harus dibangkitkan kesadarannya atas keterbatasan waktu untuk melaksanakan kegiatan belajar. Guru harus memberikan kesadaran pada anak didiknya, terkhusus pada pemanfaatan waktu untuk kegiatan-kegiatan efektif, khususnya terkait dengan proses belajar.
Setiap saat, anak didik harus melakukan proses belajar. Tidak hanya saat belajar di ruang kelas, melainkan dimanapun mereka harus menafaatkan waktu untuk belajar. Kita harus menanamkan konsep bahwa belajar tidak hanya dilakukan di ruang belajar, melainkan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perjalanan waktu yang sedemikian pesatnya dan tidak pernah kembali ke posisi awal.
Jika kita dapat menanamkan konsep pentingnya waktu bagi proses pendidikan dan pembelajaran, maka setidaknya anak didik tidak lagi bermalas-malasan di dalam proses belajar. Mereka akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar dan tidak membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa kegiatan belajar. Setelah kondisi tersebut tertanam dalam diri anak didik, maka setiap waktu yang ada, dipergunakan untuk belajar. Dan. Kondisiitulah yang kita inginkan!
Belajarlah menghargai waktu sebab waktu adalah jembatan tercepat menuju keberhasilan mencapai tujuan hidup. Jika kita mengabaikan waktu, berarti kita kehilangan jembatan menuju keberhasilan. Jadikan waktu sebagai bagian utuh dari kehidupan kita sebab dalam lingkaran waktu itulah sebenarnya kita melangkah menuju arah yang diharapkan.
Penutup
Begitu pentingnya eksistensi waktu di dalam kehidupan kita sehingga kita memang harus benar-benar memanfaatkannya sebaik-baiknya agar program dapat dilaksanakan maksimal. Waktu begitu berarti sehingga menjadi kerangka bagi setiap kegiatan hidup. Tanpa waktu, maka hidup ini kosong tidak berisi apapun.
Dan, anak didik sebagai sosok yang harus memenuhi kebutuhan bekal hidup sudah seharusnya benar-benar memperhatikan waktu yang dimilikinya. Sekali waktu terabaikan, maka penyiksaan terhadap diri sudah dimulai. Bahwa pada saat kita mengabaikan waktu, maka sekian banyak kegiatan terabaikan, tertunda dan hal tersebut merupakan penyiksaan bagi kita di saat dibutuhkan.
Pengabaian waktu berarti menunda sekian banyak pekerjaan. Pekerjaan yang seharusnya sudah selesai tetapi tetap ngendon sebab tidak dikerjakan. Pekerjaan tersebut menumpuk dan pada akhirnya menjadi beban. Padahal, pekerjaan bukan suatu beban. Setidaknya kita memahami bahwa beban itu sesuatu yang memberatkan bagi kita. Jika pekerjaan menjadi beban, maka kualitas kerja dan kinerja tidak dapat maksimal.
Oleh karena itulah, peranan guru di dalam menanamkan konsep pemanfaatan waktu secara maksimal harus benar-benar dilakukan. Guru harus menanamkan kedisiplinan penggunaan waktu pada anak didik sehingga kegiatan belajar terasa ringan. Kedisiplinan akan membawa pada suatu kebiasaan yang secara otomatis mengalir tanpa harus membawa beban. Kita lihat saja aliran air di sungai. Air itu mengalir begitu saja dan menerima segalanya tanpa protes. Apapun yan masuk ke dalam aliran sungai tetap dibawa mengalir. Tidak ada penolakan.
Ya, anak didik harus dibiasakan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan penyesalan di akhirnya. Waktu belajar memang sepanjang hayat, tetapi tetap saja setiap bagian pembelajaran dibatasi waktu. Dan, jika kita gagal ada satu bagian waktu belajar, berarti kita telah kalah pada waktu. Dan, penyesalan adalah harga termahal yang harus kita bayarkan untuk itu. Siapa ingin gagal? Tidak ada!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar