Satu hal yang perlu kita pahami bahwa untuk mengarahkan anak didk agar siap menjadi orang-orang produktif setelah menyelesaikan masa pendidikannya adalah memberi mereka pekerjaan.Setiap saat kita harus mengkondisikan anak didik agar melaksanakan proses pengerjaan barang dengan kualitas layak pakai untuk masyarakat.
Selama ini yang menjadi permasalahan adalah persepsi yang keliru dari anak didik, bahkan mungkin juga para instruktur di bengkel sekolah.Seperti kita ketahui,program dan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, khususnya sekolah kejuruan salah satu aspek yang dikedepankan adalah pembelajaran keterampilan yang teranagkum dalam kelompok pelajaran produktif. Dengan demikian, maka jelas bahwa arah proses adalah untuk menciptakan orang-orang yang produktif, yaitu orang-orang yang mempunyai kemampuan memproduksi barang-barang untuk kebutuhan hidup masyarakat.
Sementara yang terjadi di lapangan adalah apresiasi yang menyimpang, yaitu terpatoknya anggapan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh anak didk di sekolah adalah kegiatan praktik! Anak didik beranggapan bahwa yang dilakuakn di bengkel sekeolah adalah kegiatan praktik sehingga hal tersebut sangat mengurangi kualitas kerja yang harus diberikan.Dan, kondisi tersebut didukung oleh persepsi instruktur yang menekankan bahwa anak harus melakukan praktik kerja.
Padahal, seharusnya sejak proses pembelajaran di bengkel anak didik sudah diberikan program pembelajaran secara bertahap, yaitu dari tingkat satu hingga tingkat tiga. SEcara teknis, anak-anak di tingkat dua sudah dapat dikondisikan untuk melaksanakan kegiatan produktif. Tetapi ternyata mereka masih dalam taraf praktik kerja.
JIka anak didik diberikan proses secara sistematis dan terstruktur sesuai tingkatannya, maka saat tingkat dua mereka sudah mulai belajar melakukan pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat.
Oleh karena itulah, maka yang terpenting dalam upaya meningkatkan kemampuan anak didik sebeluim mereka mneinggalkan bnagku sekolah adalah memberi mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan keahlian mereka. Berikan pekerjaan untuk anak didik agar mereka terbiasa dalam situasi kerja, bukan praktik kerja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar