Jumat, 23 Oktober 2009

Kerjasama Kewirausahaan

Sekolah Menengah kejuruan sebagai institusi penyelenggara pendidikan dan sekaligus pelatihan anak didik mempunyai kewajiban untuk memberikan bekal life skill pada anak didiknya. hal ini meurpakan jawaban atas kondisi lulusan sekolah, dunia pendidikan yang selama ini dianggap masih jauh dari tuntutan jaman.
Selama masyarakat menganggap dan dapat kita lihat dari kenyataan di lapangan bahwa anak-anak lulusan sekolah menengah, mungkin termasuk sekolah kejuruan, belum dapat menjawab masalah yang timbul dan tumbuh dalam masyarakat. Padahal seperti yang kita ketahui, proses pembelajaran merupakan proses penguasaan atas beberapa kompetensi yang aplikatif untuk kehidupan.Dan hal inilah yang menjadi alasan utama para orang tua mengirimkan anak-anaknya untuk mengikuti proses pendidikan di sekolah.
Untuk menciptakan kondisi tersebut, maka secara nyata sekolah tidak dapat mengatasinya sendirian. Terlalu luas bidang yang harus ditangani dan diselesaikan jika sekolah juga harus memikirkan kelanjutan dari proses pendidikan anak didik. Artinya, sekolah mempersiapkan anak-anak untuk penguasaan kompetensi aplikatif, sementara bagaimana anak mendapatkan tempat untuk menerapkan kompetensi tersebut adalah di masyarakat. Sekolah mempersiapkan anak didik sehingga mempunyai kompetensi yang layak dan di masyarakat kompetensi tersebut diterapkan oleh anak didik.
Sebagai sekolah kejuruan, maka SMK selain menangani masalah pembelajaran teknis, praktik di sekolah, juga berkewajiban untuk membuka link sekolah dengan masyarakat sebagai jembatan mengantarkan anak-anak ke tempat seharusnya. Oleh karena itulah, maka sekolah harus membuat kerjasama dengan masyarakat terkait dengan kompetensi anak didik. Bentuk kerjasama ini adalah kerjasama kewirausahaan. Kerjasama kewirausahaan diharapkan dapat memberikan kesempatan luas kepada anak didik dan sekolah untuk mendapatkan berbagai pekerjaan yang dapat meningkatkan kompetensi dirinya.
Misalnya dalam hal ini, sekolah bekerjasama dengan perusahaan untuk menjadi sub kerja, rekanan dalam mengerjakan sebagian dari pekerjaan pabrik untuk dikerjakan di sekolah. Pabrik memberikan beberapa pekerjaan kepada sekolah dan selanjutnya sekolah emmebrikan pekerjaan tersebut kepada anak didik untuk dikerjakan pada saat pembelajaran praktik atau pada saat proses pembelajaran selesai.
Kerjasama kewirausahaan memang sangat perlu diwujudkan oleh sekolah sehingga konasep bahwa sekolah kejuruan menerapkan dual sistem pendidikan dan pembelajaran benar-ebnar terpenuhi.
Tentunya dalam hal ini dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif atas kerjasama yang dibentuk sehingga benar-benar menjadi kerjasama yang mutualisme. Masing-amsing pihak mendapatkan manfaat sebenar-besarnya dari kerjasama tersebut dan bukan memperbudak yang satu atas satunya.
Siapkah para pemilik modal memasuki dunia pendidikan dan memberikan sedikit pekerjaan untuk sekolah dan dikerjakan oleh anak didik?

Tidak ada komentar: