Minggu, 16 Oktober 2022

KEBINGUNGAN MASSAL DALAM PENDIDIKAN

Kebingungan dalam proses belajar adalah hal yang lumrah. Setiap orang pasti pernah mengalami kebingungan saat menjalani proses belajar. Hal ini karena adalah proses replikasi, duplikasi, analogi dan penyimpulan secara berurutan, bahkan dalam waktu bersamaan. Hal ini memaksa otak otak bekerja bersamaan dalam satu waktu.  Akibatnya, seperti lampu traffict yang menyala bersamaan. Orang-orang akan kebingungan. Akibatnya, semua diam ditempat.
 
Proses pendidikan kita juga mengalami kebingungan massal. Dalam waktu yang sama, banyak orang yang mengalami kebingungan sebab pola yang terus mengalami perubahan. Pola yang selalu, bahkan terus mengalami perubahan dirasa bukan sekedar bukti dinamisasi proses. Dinamisasi proses akan menunjukkan kepada kita bagaimana yang kita tangani mengalami perubahan untuk penyesuaian kondisi. Kondisi ini milik orang-orang yang dinamis dalam hidupnya. Hanya orang-orang dinamis yang dapat menjalani kehidupan dinamis. Mereka yang kurang dinamis, bahkan tidak dinamis akan tergulung atau terlempar dari jalur kehidupan. Setidaknya, akan mengalami kesulitan dan hambatan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. 

Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi kebingungan pendidikan di negeri ini? 

Sejatinya, kebingungan dapat  terjadi karena banyak hal. Hal-hal tersebut tidak jauh-jauh dari pola kita memahami dan mengaplikasikan dalam kegiatan. Bagaimana kita mengapresiasi dan menginterpretasi setiap kondisi untuk menghadapi setiap perubahan kondisi. Selanjutnya,bagaimana kita mengaplikasi hasil pemahaman dalam hidup dan kehidupan kita, khususnya bidang pendidikan.

Pemahaman yang kurang holistik

Hidup ini akan terasa nyaman, indah, mudah, dan yang lainnya jika kita memahami konsep dasar dari kehidupan. Tanpa pemahaman terhadap konsep dasarnya, kita akan mengalami kesulitan saat menghadapi permasalahan. Hal ini karena simpanan informasi yang ada dalam memori kita tidak tersedia. Sementara itu, memori. Informasi dalam otak adalah semacam bank pensuplay informasi. Apa yang akan disuplay jika ternyata tidak ada isinya?

Memang tidak semua orang dapat melakukan pemahaman secara holistik. Hal ini karena kemampuan tiap orang berbeda. Tingkat apresiasi dan interpretasi tidaklah sama. Oleh karena itu, harus ada kesadaran untuk menerima segala hal secara proporsional. Dan, menindaklanjuti dengan upaya meningkatkan kemampuan secara berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan. 

Pemahaman yang meningkat secara signifikan akan mengurangi tingkat kebingungan yang dialami seseorang. Dengan pemahaman yang sudah meningkat, maka kemampuan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah akan lebih tinggi. Mereka tidak akan kesulitan untuk menyelesaikan sehingga tidak ada kebingungan atas.kondisi. 

Penerapan yang sekedarnya

Hal terpenting dalam pendidikan adalah bagaimana proses tersebut dilakukan. Bagaimana seseorang melakukan aktivitas sangat terkait dengan hasilnya. Semakin bagus proses yang dilakukan, maka semakin bagus hasil yang didapatkan. Hal ini merupakan hukum kausalik dalam kehidupan, dalam hal ini pendidikan. 

Hidup tidak dapat melepaskan  diri dari kausalistik alam. Hal ini karena kita adalah bagian integral dari kehidupan. Kita hidup dalam lingkaran kehidupan. Bagaimana kita dapat mengabaikan kehidupan jika kita adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Kita ada karena adanya kehidupan, jika tidak mengikuti ketentuan hidup, maka itu artinya kita keluar dari kehidupan. 

Tetapi hal tersebut akan menjadi sesuatu yang membingungkan jika proses penerapannya tidak optimal. Ketika seseorang yang tidak memahami akar masalah harus memberikan pendampingan, arahan dan informasi, maka kemungkinan yang terjadi adalah kebingungan. Sedangkan, informasi yang berkompeten saja dapat menyebabkan kebingungan. Oleh karena itu, saat kita menerapkan hasil belajar haruslah seutuhnya. Walau sudah bukan rahasia bahwa selalu ada distorsi, pengurangan kuota materi ilmu dan pengetahuan. Sebagaimana seorang guru silat, selalu ada jurus pamungkas yang hanya dimiliki sendiri dan tidak diberikan kepada murid-muridnya. 

Selama ini, yang terjadi dalam proses pendidikan adalah materi yang diberikan tidak sesuai dengan jatahnya. Seperti kita ketahui, kurikulum yang diturunkan ke sekolah-sekolah bersifat minimal, artinya sekolah mempunyai peluang untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan program masih-masing. 

Pola yang terus berganti dan berganti

Untuk dapat memahami sebuah
 konsep.pola, maka kita harus 1menguasai konsep tersebut sebaik-baiknya. Tetapi, jika konsep tersebut selalu saja berubah, sebelum pemahami betul-betul kita kuasai, bagaimana kita tidak kebingungan?

Dalam proses pendidikan, kita menerapkan pola-pola tertentu agar dapat mencapai keberhasilan. Pola-pola tersebut akan menjadi pola dasar dan menjadi acuan pada proses-proses selanjutnya. Jika, berhasil, maka pola tersebut akan menjadi patron umum. Jika belum berhasil, maka kita jadikan acuan untuk menciptakan pola baru yang meningkatkan, mengembangkan pola tersebut.  Jadi, pola-pola tersebut tidak secara ujug-ujug diganti dengan pola baru yang belum.dikuasai guru. Bahkan, seringkali guru mencari dan menemukan polanya sendiri sehingga berhasil dalam.proses pembelajarannya. 

Pola yang berubah-ubah membawa dampak kebingungan pada setiap orang. Ketika tiba-tiba harus meninggalkan dan menanggalkan pola yang selama ini berhasil dan menggantinya dengan pola baru yang belum dikenali, tentunya kerepotan alias kebingungan. Oleh karena itu, perubahan-perubahan tersebut biarkanlah menjadi wacana bagi guru. Wacana tersebut akan didampingkan dengan pola yang sudah diterapkannya. Sedikit demi sedikit dan bukan seketika harus diterapkan. 

Perubahan dalam kehidupan memang sebuah keniscayaan yang tidak dapat kita pungkiri. Selalu ada perubahan dalam setiap aspek kehidupan. Perubahan tersebut merupakan proses adaptasi terhadap perkembangan pola kehidupan. 


Kebingungan dalam proses pendidikan sebenarnya sebuah  kepastian. Hal ini karena pendidikan itu untuk melayani kehidupan dan kehidupan tidak pernah berhenti berubah. Oleh karena itu, setiap orang seharusnya selalu siap dalam kehidupannya. 


Mohammad Saroni
Penulis buku Orang Miskin harus Sekolah
Cp. 085784990514

Tidak ada komentar: