Proses pendidikan dan pembelajaran dilakukan secara sadar untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan diri. Proses ini merupakan sebuah kesadaran terhadap kemampuan diri. Kesadaran ini merupakan langkah antisipasi terhadap kondisi diri dikaitkan dengan kemampuan menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan. Setiap orang berkewajiban untuk proses pendidikan terhadap dirinya sendiri. Dan, merupakan "kejahatan" jika mengabaikan proses pendidikan yang harus dilakukan.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan diri, maka salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah belajar, selain berlatih. Setiap orang harus belajar agar dapat memiliki kemampuan yang diharapkan. Tanpa belajar, tidak ada kemampuan. Bagaimana kita dapat memiliki sesuatu jika kita tidak pernah berusaha untuk memilikinya. Belajar merupakan sebuah usaha untuk memiliki kemampuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Sementara itu, untuk dapat menjalani proses belajar, maka kehadiran sosok yang mampu memberikan semangat dan informasi, serta pelatihan bagi peserta didik. Sosok yang dimaksudkan adalah guru, yaitu tenaga profesional dalam kegiaran Pendidikan dan pembelajaran. Dengan bimbingan dan pendampingan oleh guru, maka proses penyerapan 3 (tiga) aspek dasar pendidikan dapat lebih mudah. Proses belajar akan terasa lebih mudah dan efektif jika dalam pembimbingan dan pendampingan seseorang yang ahli dalam proses tersebut. Seperti saat kita belajar mengemudikan kendaraan, keberadaan instruktur memudahkan kita menguasai kemampuan mengendarai kendaraan. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan belajar tanpa pembimbingan dan pendampingan.
Peran guru dari tahun ke tahun, dahulu hingga sekarang
Kita menyadari dan mengakui bahwa kemampuan seorang guru melebihi orang awam. Bahkan, guru dianggap sebagaimana dewa. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat merasa nyaman jika ada guru.
Posisi guru dalam kehidupan masyarakat sangatlah penting dan mulia. Begitu pentingnya sehingga selalu berperan dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Pada banyak kegiatan kemasyarakatan dan sosial, maka sosok guru pasti diberdayakan sebagai bagian pelaksana ataupun pengelolanya. Jika tidak sebagai ketua, maka sosok guru akan berperan sebagai sekretarisnya.
Di dalam pola pendidikan era lama, peran guru adalah sebagai orangtua anak didik. Posisi ini memungkinkan guru mengambil langkah-langkah konkrit proses pendidikan. Guru berwenang untuk mengambil langkah efektif dalam proses mendidik anak didik.
Salah satu prasyarat agar proses pendidikan berhasil adalah disiplin. Kita harus mengkondisikan anak didik agar disiplin sehingga pada saat belajar dapat lebih konsentrasi. Kedisiplinan merupakan kondisi yang harus diterapkan oleh seseorang, sehingga apa yang dilakukannya tidak menyimpang dari yang seharusnya dilakukan. Orang-orang disiplin sangat menghargai efektivitas dan efisiensi.
Pada pola pembelajaran lama, tujuan pendisiplinan anak dilakukan dengan pengkondisian, salah satunya adalah pemaksaan dan penerapan reward juga punnishment. Kedua aspek ini terbukti telah menjadi sarana yang tepat mendisiplinkan anak didik. Bukankah setiap orang menginginkan mendapat reward dan berusaha menghindari punnishment?
Pada pola pendidikan lama, pemaksaan anak untuk berdisiplin dilakukan secara ketat dan keras. Anak dikondisikan untuk menyesuaikan diri terhadap 'pengkondisian' yang diciptakan guru sesuai dengan koridor pendidikan. Hukuman fisik bukan hal yang aneh. Tetapi, hukuman tersebut tidak melahirkan sakit hati. Bahkan hukuman fisik tidak mengurangi semangat belajar anak didik. Mereka tetap belajar meskipun seringkali mendapatkan hukuman fisik. Hingga akhirnya, hal yang menyebabkan menerima hukuman pun dikuasai sehingga tidak lagi mendapat hukumanbahkan mendapatkan reward, hadiah dan pujian.
Jika anak didik mengalami perubahan kemampuan, menjadi lebih baik, positif, maka berarti proses pendidikannya berhasil. Tetapi, jika kondisinya tetap bahkan semakin buruk, berarti proses pendidikan gagal. Oleh karena itu, setiap guru menerapkan metode aplikatif. Dengan metode pembelajaran, guru berharap dapat menemukan spesifikasi pola belajar anak-anak. Hal ini karena pola dan cara belajar setiap anak adalah berbeda.
Guru sebagai pendamping
Guru ada pendamping belajar bagi anak-anak. Keberadaan guru pada saat proses belajar memungkinkan anak-anak mempelajari materi belajar yang pas, sesuai dengan kebutuhannya. Guru akan memberikan pendamping agar anak-anak mengetahui dan memahami setiap aspek materi pelajaran. Anak tidak belajar asal-asalan.
Jika pada proses belajar mengalami kesulitan, maka anak dapat meminta bantuan guru untuk memberinya pencerahan atas materi yang tidak dipahami tersebut. Dengan demikian, maka proses belajarnya dapat lancar sebab setiap ada kesulitan dapat segera diselesaikan. Kesulitan tidak ada waktu untuk bersemayam dalam diri anak-anak. Kita mengetahui dan menyadari bahwa sedikit saja anak mengalami kesulitan, maka akan melahirkan kemalasan. Anak akan malas melanjutkan proses belajarnya sebab terhalang oleh kesulitan dan setiap kesulitan itu akan berkelanjutan ke depannya. Misalnya, kita kesulitan belajar matematika, maka akan berdampak pada pelajaran ilmu pasti dan perhitungan lainnya. Jika anak merasa kesulitan dan tidak menemukan jalan keluar, akan putus asa dan akhirnya malas untuk belajar lebih lanjut.
Berbeda jika ada sosok yang mendampingi dan memberikan solusi setiap menghadapi kesulitan, anak akan merasa nyaman dalam menjalani proses belajarnya. Mereka tidak akan malas belajar, apalagi memberi mata pelajaran hanya karena merasa tidak mampu, mengalami kesulitan di mata pelajaran tersebut.
Sebagai seorang pendamping, guru mempunyai tugas, wewenang, dan kewajiban. Semua aspek tersebut terkait dengan proses pendampingan belajar anak didik. Oleh karena itu, seorang guru harus bersikap profesional agar tugas, wewenang, dan kewajibannya dapat berhasil.
Guru sebagai pembimbing
Kita hidup tidak dapat berjalan sendiri. Dalam konteks ini, kita membutuhkan orang lain agar langkah hidup kita tidak mengalami kesulitan dan hambatan. Orang lain ini peranannya adalah membimbing langkah kita pada jalur yang benar.
Orang yang membimbing langkah hidup kita adalah seorang pembimbing. Salah satu sosok yang seringkali berperan sebagai pembimbing hidup kita adalah guru. Guru membimbing kita dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang membuat kita pintar dan pandai. Guru yang membimbing kita mempelajari berbagai ilmu sehingga kita dapat menguasai ilmu-ilmu tersebut.
Oleh karena itu, seorang guru harus menguasai ilmu yang menjadi kompetensinya, di samping itu secara umum adalah ilmu-ilmu penunjangnya. Guru sebaiknya membekali banyak ilmu dan pengetahuan serta keterampilan aplikatif untuk kehidupan. Pada dasarnya, sebagai pembimbing, seorang guru harus dapat melakukan pembimbingan untuk anak didiknya. Bukan sekedar mentransfer disiplin ilmunya saja.
Guru sebagai sumber informasi
Kondisi ini pernah terjadi dalam dunia pendidikan kita. Dalam proses pembelajaran kita. Seorang guru dianggap sebagai orang istimewa dengan multi ilmu dan pengetahuan serta keterampilan. Seorang guru dianggap sebagai sosok serba tahu dan serba bisa. Padahal, sebenarnya guru juga manusia. Tetapi, guru sudah belajar tentang banyak hal sehingga hal tersebut menjadikannya serba tahu.
Ruang lingkup kehidupan guru adalah ilmu dan pengetahuan. Setiap hari selalu bergelimang ilmu dan pengetahuan. Berbagai ilmu dibaca dan dipelajari. Dengan demikian, otak dan pemikirannya terus bekerja. Orang mengatakan dalam kondisi seperti itu, otaknya menjadi encer dan tidak beku. Oleh karena itu, jika ada permasalahan, apalagi terkait materi pelajaran, maka bukan masalah bagi seorang guru.
Bahkan, dalam kehidupan kemasyarakatan, para guru dijadikan tokoh masyarakat. Beberapa posisi diserahkan kepada guru untuk ditangani. Misalnya ketua RT, ketua RW, dan yang lainnya. Di samping itu, banyak warga masyarakat yang datang bertanya kepada guru saat menghadapi permasalahan dalam hidupnya.
Dalam kaitan dengan proses pendidikan, maka peran guru sebagai sumber informasi adalah keniscayaan. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang dimilikinya, seorang guru dapat menyampaikan berbagai informasi kepada anak didiknya. Dengan demikian, maka anak didiknya pun dapat memiliki ilmu dan pengetahuan, bahkan keterampilan yang dimiliki oleh guru. Tentunya dalam hal ini, anak didik harus konsentrasi dan belajar giat.
Dan, peranan guru sebagai sumber informasi bagi anak didik dan masyarakat secara umum merupakan keuntungan besar bagi masyarakat. Menurut buku atau informasi yang pernah penulis baca, sesaat setelah kota Nagasaki dan Hiroshima dibombardir oleh sekutu hingga hancur, Kaisar hanya menanyakan satu hal, "Berapa jumlah guru yang masih hidup?" Hal ini mengisyaratkan betapa pentingnya seorang guru. Kota boleh hancur, tetapi selama masih ada guru, maka semua dapat dibangun lagi!
Peran guru memang sangat penting dalam hidup dan kehidupan kita. Hal ini karena, sebenarnya semua orang adalah guru dalam kehidupannya. Tetapi, tidak semua orang dapat memerankan perannya sebagai guru.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Tidak akan hidup dan kehidupan ini maju jika tidak ada guru!!
Gembongan, 16 Oktober 2022
Mohammad Saroni
Penulis buku Orang Miskin Harus Sekolah.
Tinggal di Gembongan, Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar