Latar Belakang
Pendidikan kejuruan merupakan satu bentuk proses perubahan yang dilakukan untuk memberikan keterampilan kepada anak didik. Hal itu sebagai bentuk kesadaran atas kondisi yang harus dihadapi anak didik di dalam kehidupan masyarakat. Kita menyadari bahwa cukup banyak anak didik yan sukses dalam proses pendidikan tetapi mengalai kegagalan dalam kehidupannya. Mereka mengalami kesulitan saat harus menghadapi kehidupan.
Perubahan pola kehidupan memang menjadi satu hal penting yang harus dapat dihadapi dan diselesaikan sebaik-baiknya. Setiap orang harus mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaan atau kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Untuk hal tersebut, maka salah satu aspek pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah kejuruan, pendidikan kejuruan adalah memberikan keterampilan aplikatif.
Selama ini yang terjadi pada proses pendidikan kejuruan, terutama proses pembelajaran keterampilan dilakukan sebagai paket yang sudah tersusun sedemikian rupa sehingga ada keseragaman keterampilan pada setiap lulusan. Akibatnya, tingkat persaingan tidak berkurang, bahkan semakin meningkat. Jumlah lulusan tetap maksimal, tetapi daya tampung kerja mengalami minus. Sementara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, banyak yang terbentur pembiayaan yang sangat tinggi.
Sebenarnya, pembelajaran keterampilan yang diberikan kepada anak didik dalam praktek sekolah sudah cukup memadai bagi penambahan keterampilan bagi anak diidk. Tetapi, pada saat anak harus menerapkannya dalam kehidupan ternyata masih belum mencukupi. Masih cukup banyak keterampilan hasil praktek sekolah yang belum signifikan dengan kebutuhan di masyarakat. Disamping keseragaman materi keterampilan diberikan kepada anak didik saat praktek sekolah. Hal ini karena materi tersebut sudah disusun dalam sebuah kurikulum sentralistik. Kalaupun kurikulum tersebut desentralistik, ternyata silabusnya masih sentralistik.
Tentunya, dengan kondisi seperti ini seringkali terjadi gap antara materi pembelajaran dengan kebutuhan di masyarakat. Bahkan, tidak jarang materi pembelajaran jauh berbeda dengan materi yang dibutuhkan dalam kehidupan. Akibatnya, anak-anak yang sudah lulus tidak dapat menerapkan keterampilan yang didapatkan dari proses pembelajaran di sekolah. Sangat berbeda antara materi pelajaran dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan yang dipelajari di sekolah, ternyata sama sekali tidak berguna dalam kehidupan. Tidak salah jika kemudian tumbuh anggapan bahwa proses pembelajaran sia-sia saja.
Jika anggapan seperti ini tumbuh terus dan menjadi sesuatu yang fenomental, maka peran sekolah dalam kehidupan menjadi sesuatu yang diabaikan oleh masyarakat. Masyarakat tidak lagi memberikan respon positif terhadap proses pendidikan, bahkan pendidikan dianggap sebagai sarana untuk pembodohan anak didik. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk menciptakan barisan pengangguran terdidik. Dan, sebagai pencipta citra negatif atas eksistensi bangsa yang besar ini. Pendidikan memang telah menjadi aspek penting untuk membangun karakter dan citra diri suatu bangsa.
Wajib menyusun Proposal Kerja
Pendidikan kejuruan memberikan program pelatihan keterampilan kepada anak didik dalam proses pembelajaran praktek di bengkel sekolah. Pada setiap tingkatan, anak didik diberikan pembelajaran keterampilan, bahkan jatah pembelajarannya lebih banyak dibandingkan dengan materi pelajaran lainnya. Keterampilan adalah citra sekolah kejuruan sebagai wujud penjagaan eksistensi diri dalam kehidupan masyarakat.
Untuk melaksanakan proses pembelajaran keterampilan, maka guru mengacu pada isi silabus yang didapat dari pusat. Silabus ini diterjemahkan menjadi sebuah kerangka pendidian dan pembelajaran yang disusun dan diberikan kepada anak didik. kerangka pendidikan dan pembelajaran ini selanjutnya kita namakan sebagai kurikulum. Dengan kurikulum ini, maka anak didik menjalani proses pembelajaran yang diselenggarakan guru di kelas. Proses pembelajaran merupakan kegiatan implementasi dan aplikasi isi kurikulum.
Seharusnya, jika kita melaksanakan proses adaptasi, maka kurikulum yang dipergunakan oleh setiap sekolah disesuaikan dengan hasil yang hendak dicapai. Sementara hasil yang hendak dicapai didasarkan pada kebutuhan masyarakat atas lulusan terdidik yang mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan masyarakat. Seharusnya lulusan tiap sekolah mempunyai kompetensi yang berbeda walaupun program keahlian dan kompetensi keahliannya sama. Tetapi kerana yang terjadi adalah copy paste, maka yang terjadi adalah seluruh sekolah menghasilkan lulusan yang kondisinya sama.
Terkait dengan pembelajaran praktek di bengkel, maka seharusnya ada ketentuan khusus bagi anak didik agar dapat mengikuti proses belajar praktek keterampilan di bengkel sekolah. ketentuan khusus ini meurpakan upaya untuk menciptakan citra khusus ada anak didik, lulusan setiap tahunnya. Ketentuan khusus ini diterapkan sejaka anak didik berada di tingkat dua dan berlanjut di tingkat tiga. Dan, ketentuan khusus ini adalah paspor bagi anak didik agar dapat mengikuti proses pembelajaran praktek.
Pada saat anak didik di tingkat satui semester dua, ketentuan khusus harus sudah dipersiapkan oleh anak didik sehingga pada saat mereka naik ke tingkat dua, mereka sudah mempunyai pekerjaan yang harus dilakukan pada proses pembelajaran praktek di bengkel sekolah. pada sisi lainnya, ketentuan khusus yang dilakukan oleh anak didik adalah untuk menyediakan dan pengadaan sarana prasarana untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran praktek.
Ketentuan khusus yang kita maksudakan dalam hal ini adalah proposal kerja. Proposal kerja merupakan bentuk pengajuan permintaan kerja yang disusun oleh anak didik kepada sekolah dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Proposal kerja ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh anak didik dan tanpa proposal kerja, maka mereka tidak dapat mengikuti proses pembelajaran praktek pada tingkat selanjutnya, khususnya untuk tingkat dua dan tingkat tiga. Mereka harus menyusun proposal kerja yang nantinya menajdibahan atau pekerjaan yang harus dilakukan saat pembelajaran praktek.
Tentu saja dalam hal ini, proposal kerja yang disusun oleh anak didik harus dinilai oleh satu trim khusus yang berkompeten pada bidangnya. Hanay proposal kerja yang layak saja yang dapat disetujui dan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran praktek di tingkat berikutnya. Jika anak didik belum selesai menyusun proposal, maka selama itu mereka tidak boleh mengikuti proses pembelajaran praktek. Mereka harus menyelesaikan proposal kerja hingga layak diterapkan dan selanjutnya mengikuti proses pembelajaran praktek.
Dengan demikian, maka proses pembelajaran praktek yang dilaksanakan anak didik adalah pekerjaan yang didapatkan dari masyarakat. Artinya, pekerjaan praktek anak didik adalah barang-barang yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan, selanjutnya, jika hasil pekerjaan seleai, berarti anak didik sudah mempunyai konsumen untuk satu pekerjaan yang dilakukan. Ini merupakan awal dari kegiatan kewirausahaan anak didik.
Bagi sekolah, proposal kerja yang dikumpulkan dan disetujui untuk dilaksanakan sebagai materi pekerjaan dalam program pembelajaran praktek merupakan alat untuk menentukan pengadaan bahan dan alat praktek. Berdasarkan isi proposal, khusus aspek bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut, maka sekolah dapat belanja bahan. Dengan cara seperti ini, maka efektivitas belanja benar-benar dapat dicapai. Artinya, bahan yangd ibeli memang sesuai dengan bahan yang dibutuhkan anak didik dalam proposalnya. Dengan demikian, tidak ada pembelian yang melebihi batas kebutuhannya.
Oleh karena itulah, program proposal kerja harusd iajdikan program wajib bagis emua anak didik, sejak awal tingkat dua dan diawali pada tingkat atu semester dua. Anak didik yang tidak mengumpulkan proposal atau proposalnya setelah dinilai masuk dalam kelompok atau kategori tidak layak kerja, harus memperbaiki atau segera menyusun proposal. Jika tidak menyusun, berarti mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran praktek.
Manfaat yang lain, yang didapat dari proposal kerja ini aalah tumbuhnya kompetensi anak didik dalam proses penyusunan proposal kerja. Proposal kerja sangat dibutuhkan saat hidup di masyarakat. Dalam bidang teknik, proposal kerja adalah permintaan untuk mendapatkan pekerjaan dan selanjutnya mengerjakananya. Semakin pandai, kompeten dalam penyusunan proposdal kerja, maka semakin mudah bagi kita untuk mendapatkan pekerjaan.
Bekerja lebih Konsen
Ketika anak didik menyusun dan mengumpukan proposal kerja dan dinyatakan layak untuk dilaksanakan, maka berarti anak didik mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Penyusunan proposal didasari pada penentuan pilihan pekerjaan yang didapatkan di masyarakat. Pada saat menusun proposal, anak didik terlebih dahulu menyeleksi berbagai barang yang dibutuhkan amsyarakat. Artinya, pekerjaan yang dilakukan oleh anak didik adalah pilihannya sendiri.
Tentunya, pada saat penyusunan proposal, anak didik telah menentukan tujuan pembuatan proposal, tujuan dan manfaat barang, membuat gambar kerja, bahan dan alat yang dipakai, biaya pekerjaan dan tidak kalah pentingnya adalah perhitungan ekonomi, penjualan sehingga didapatkan keuntungan dari pekerjaan tersebut. Inilah hal yang diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi anak didik terhadap proses pendidikan.
Pada sisi anak didik, kegiatan ini merupakan nilai plus bagi keterampilan dirinya. Dengan memuat proposal, maka secara teknis mereka mempunyai pengalaman dalam proses penyusunan proposal sehingga dapat menjadi keterampilan khusus bagi kehidupannya. Tidak banyak orang-orang dengan kemampuan penyusunan proposal yang aplikatif dan efektif. Oleh karena itulah, maka orang-orang yang kompetns dalam penyusunan proposal menjadi sosok-sosok yang dibutuhkan masyarakat.
Sebagai orang-orang teknik, maka keterampilan-keterampilan aplikatif memang menjadi satu tuntutan yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Dengan keterampilan aplikatif ini, maka pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dan, dengan keterampilan aplikatif ini, maka tingkat konsentrasi kerja terjaga maksimal sehingga benar-benar efektif. Hal ini karena pekerjaan yang dikerjakan merupakan permintaannya sendiri. Dan, karena permintaannya sendiri, maka asumsi dalam hal ini adalah mereka benar-benar menguasai segala aspek terkait dengan pekerjaan tersebut.
Jika kita sudah familiar dengan segala yang kita kerjakan, maka segalanya berjalan lancar. Kita tidak kesulitan saat harus mengerjakan pekerjaan sebaba kita sudah mengetahui hal-hal yang harus dikerjakan. Selain itu, pekerjaan ini adalah pengajuan, permintaan kita dan itu berarti kita sangat memahami segala hal yang kita ajukan. Tentunya kondisi ini sangat kondusif untuk melakukan pekerjaan agar hasilnya maksimal.
Kesimpulan
Pembelajaran keterampilan memang seharusnya dipolakan sedemikian rupa sehingga secara teknis anak didik mempunyai pengalaman maksimal. Pengalaman maksimal ini pada akhirnya menjadi citra diri dalam mempersiapkan masa depan. Apalagi jika kita melihat kondisi yang berlaku dalam kehidupan, dimana keterampilan merupakan prasyarat untuk dapat survive, maka pembelajaran keterampilan merupakan satu keharusan.
Dan, untuk memaksimalkan peran serta anak didik dalam proses pembelajaran keterampilan, maka salah satu aspek penting yang harus dilakukan oleh anak didik adalah menyusun proposal kerja. Dengan proposal kerja ini, maka menunjukkan bahwa anak didik siap untuk melakukan kegiatan belajar. Mereka sudah mempunyai materi yang harus dikerjakan dan sekolah memfasilitasi kegiatan tersebut dengan menyediakan segala hal terkait dengan pekerjaan tersebut. Sekolah dapat mempersiapkan bahan dan alat untuk bekerja bagi anak-anak.
Proposal kerja menjadi sesuatu yang sangat penting dan menentukan proses dan hasil proses yang diharapkan bersama. Bagi pihak sekolah, proposal kerja ini digunakan untuk menyusun rencana anggaran sekolah, khususnya dalam alokasi penyediaan barang dan alat kerja. Dengan proposal kerja ini, maka sekolah tidak perlu lagi belanja untuk hal-hal yang kurang efektif. Sekolah hanya belanja untuk hal-hal yang memang diperlukan untuk pekerjaan anak diidk.
Sementara bagi anak didk, proposal kerja ini merupakan alur jalan yang harus dilalui untuk memperoleh pengalaman belajar keterampilan secara utuh. Dengan proposal, maka langkah kerja anak didik semakin sistematis dan teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar