Rabu, 09 Desember 2009

Ujian Nasional atau tidak, tetap saja!

Fenomena ujian nasional beserta segala tetek bengeknya selalu menjadi topik paling hangat dan menggemaskan setiap mendekati akhir tahun pelajaran bagi kelas tiga. Hal paling banyak dirasakan oleh anak didik dan tentu saja para gurunya dan pengelola sekolah, yaitu ketegangan yang sangat!
Apalagi jika mempelajari segala hal teknis yang harus diantisipasi agar tidak gagal dalam menghadapi ujian. Apalagi ketika mencuat kabar dan ketentuan bahwa ujian dimajukan sebulan ke depan. Wah... semakin tegang pikiran dan hati. Beberapa program terpaksa harus dimajukan dari jadwal yang sudah disusun rapi.bahkan, dengan terpaksa program baru harus bertabrakan dengan kalender pendidikan.
Beberapa sekolah memajukan jadwal pelajaran tambahan, efektifitas pembelajaran hingga maksimalitas pembelajaran pada mata pelajaran ujian nasional.beberapa pelajaran yang tidak diujinasionalkan terpaksa harus dimarginalkan, artinya dikurangi porsinya digantikan dengan pemampatan materi pelajaran ujian nasional, bahkan beberapa guru dibentuk menjadi tim sukses untuk menyongsong ujian nasional. Sungguh begitu sakral dan menakutkan eksistensi ujian nasional sehingga apapun dilakukan untuk dapat menyukseskan kegiatan tersebut.
Dan, sekarang tumbuh subur wacana bahwa ujian nasional tidak lagi dijadikan sebagai satu-satunya menentukan bagi kelulusan anak didik.Artinya ada faktor lain yang juga menentukan kelulusan anak didik, tidak seperti kelulusan tahun-tahun kemarin. Tahun -tahun kemarin, hasil pengumuman yang didapatkan dari ujian nasional langsung ditetapkan sebagaipenentu kelulusan sehingga yang terjadi adalah begitu hasil ujian didapatkan, maka guru-guru dikumpulkan untuk 'mengamini' hasil tersebut, tanpa memeprtimbangkan aspek lain yang terjadi selama proses pendidikan dan pembelajaran terjadi. Segala apa yang terjadi selama tiga tahun menjalani proses belajar tidak berpengaruh sama sekali terhadap kelulusan, bahkan anak yang sering tidak masuk, atau bahkan yang sama sekali tidak masuk dapat saja lulus, tetapi yang rajin dan pintar dan pandai juga dapat saja tidak lulus.
Semoga selanjutnya dengan wacana ini, maka selanjutnya guru dapat ikut berperan dalam menentukan kelulusan anak didiknya, hak prerogatif guru dalam menilai dan menggawangi nilai-nilai positif kehidupan dapat ditegakkan.Tentunya fenomena yang selama ini terjadi, yaitu sikap anak-anak dan pengelola sekolah yang lebih mengutamakan mata pelajaran ujian nasional akan berubah dan sadar bahwa semua mata pelajaran adalah penting!
Oleh karena itulah,sebenarnya dan seharusnya tidak ada beda antara ada ujian nasional ataupun tidak, sebab p[ada awalnya ujian nasional memang hanya sebagai alat untuk menganalisa dan mengetahui tingkat kualitas hasil proses pendidikan di setiap daerah di negeri ini. Hal ini mengingat bahwa di setiap daerah di negeri ini mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sama. Oleh karena itulah, sebenarnya Ujian NAsional hanya cocok untuk dijadikans ebagai sarana untuk mengetahui tingkat kualitas hasil proses pendidikan di negeri ini dan selanjutnya dijadikan sebagai patokan untuk menentukan kesimpulan bahwa proses pendidikan dan berhasil ataukah tidak berhasil. begitu saja kan...

Tidak ada komentar: