Sabtu, 12 Juli 2008

Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal

Oleh: Mohammad Saroni, Guru SMK Brawijaya Mojokerto

Bahwa setiap orang/personal sebenarnya mem-punyai ‘sesuatu’ yang lain daripada orang lain. ‘Sesuatu’ ini merupakan cirri khas yang pada dasarya merupakan motor penggerak utama dari setiap kegiatannya, termasuk dalam hal ini adalah belajar.

Dan, seperti kita ketahui proses belajar yang diterapkan di masyarakat, dalam hal ini di sekolah adalah bersifat klasikal sehingga terkesan adanya kebersamaan dalam segala hal. Mulai dari seragam sekolah sampai pada materi yang harus diterima siswa setiap tahun pelajarannya. Ada juga yang mengatakan kalau datangnya bareng, maka keluarnya juga bareng. Tentunya persepsi seperti itu harus kita telaah kembali sehingga proses pembelajaran benar-benar dapat mencapai tujuannya.

Sementara dengan ‘sesuatu’ yang khas untuk masing-masing personal, tentunya kebersamaan itu tidak dapat diterapkan, sehingga sangatlah wajar jika pada suatu tingkatan ada siswa yang tidak berhasil melajutkan ke tingkat selanjutnya, tidak naik kelas. Hal ini karena ‘sesuatu’ yang dimiliki siswa tersebut sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh sekolah.

‘Sesuatu’ yang kita maksudkan dalam hal ini adalah kecerdasan intra-personal, yaitu satu jenis kecerdasan yang berkaitan dengan diri sendiri. Kecer-dasan tersebut, misalnya terkait dengan kemampuan untuk kontrol emosi, kemampuan untuk menyampaikan pikiran, kemampuan mengembangkan konsep diri yang baik dan benar, mempunyai motivasi untuk berkembang, mampu menerapkan konsep nilai sesuai dengan etika yang berlaku, mandiri, mempunyai kemampuan untuk belajar secara kerkesinambungan, memahami masalah pribadi dan mampu menjadi pemimpin bagi dirinya.

Peningkatan kualitas diri dengan mengembangkan kecerdasan intra-personal pada dasarnya tergantung pada niatan atau kemampuan yang ada di dalam diri seseorang. Kecerdasan intrapersonal itu bagai raksana yang tengah tertidur pulas di dalam diri kita. Kalau kita biarkan, maka dia tetap akan tidur sepanjang masa. Dan, itu artinya kita tidak efektif terhadap diri kita sendiri.

Kecerdasan intrapersonal itu merupakan inner power, sehingga akan lebih efektif jika yang membangunkan adalah diri sendiri, intriksi motivasi. Bukan berarti kita menganggap remeh peran ekstrinsik motivasi. Motivasi dari luar diri merupakan penyemangat yang mendorong kita menjadi lebih baik. Tetapi tetap saja, inner power merupakan central power!

Bagaimanapun kita menyadari bahwa kemampuan kita membangunkan raksasa yang sedang tidur di dalam diri kita tergantung pada seberapa dalam kita mengenal diri kita dan selanjutnya bagaimana kita mengakomodasi setiap kondisi yang ada di dalam diri. Untuk hal tersebut, kita dituntut untuk benar-benar mampu mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan diri sendiri. Kita harus dapat berkomunikasi dengan diri kita agar kita mengenal siapa diri kita.

Mengenal diri di dalam hal ini merupakan suatu upaya untuk mengetahui segala hal yang dibutuhkan dan ditolak oleh diri. Jika kita mampu berkomuni-kasi dengan diri kita, maka setidaknya kita mengetahui banyak hal yang terkait dengan kebutuhan diri. Dalam hal yang lain, kita mengetahui segala kekurangan yang ada di dalam diri sehingga segera dapat menyusun strategi penanganan-nya.

Kita memang harus mengenal diri kita sebaik-baikanya. Jangan sampai menjadi sebagaimana peribahasa, “Semut di seberang lautan nampak, tetapi gajah di pelupuk mata tidak nampak!” Jika kita tidak mengenal diri kita, maka hal tersebut adalah sebuah kesalahan yang terbesar. Jangan sampai terjadi, kita sangata mengenal kondisi oranag lain, tetapi sama sekali tidak mengenal siapa diri kita yang sebenarnya. Tidak hanya wadagnya, melainkan diri kita secara keseluruhan.

Selama ini, kita melihat danmenjumpai sangat banyak orang yang telah asing terhadap dirinya sendiri. Mereka tidak mengenal spesifikasi dirinya. Sungguh sangat disayangkan hal seperti itu terjadi, apalagi jika yang terasing adalah seorang guru. Tentunya rentetan masalah dapat terjadi sebagai sebuah kesalahan yang sangat fatal.

Bagaimana seorang guru dapat mengarahkan siswanya jika ternyata sang guru tidak mengenal dirinya sendiri? Guru tidak mengenal kemampuan dirinya serta tidak memahami visi dan misi yang harus diusung untuk melaksanakan tugasnya. Hal ini sangat berbahaya untuk dunia pendidikan sebab yang ditangani adalah personal. Kalau boleh dibilang, benda hidup, bukan benda mati.

Untuk hal tersebut, maka kecerdasan intrapersonal yang harus dikem-bangkan semaksimal mungkin oleh seorang guru adalah:

1. Mengembangkan konsep diri

Konsep diri adalah sebuah peta perencanaan kondisi diri untuk mencapai tujuan hidup. Dengan konsep ini, maka seseorang dapat menentukan skala prioritas hidupnya.

Dengan konsep ini, maka setidaknya sudah tergambarkan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Dalam hal ini, seseorang dapat mengatur berbagai hal terkait dengan dirinya dan masa depan dirinya.

Jika seseorang mampu mengembangkan konsep dirinya, maka tentunya akan lebih mengenal dirinya sehingga dengan demikian mempermudah dirinya untuk membantu orang lain, dalam hal ini siswa untuk meningkatkan kualitas diri.

Seorang guru harus mempunyai konsep diri yang baik dan benar agar proses pemelajaran yang dibimbingnya benar-benar terarah dan berhasil. Dengan konsep diri yang pasti, maka seorang guru benar-benar mempunyai kemam-puan untuk mendidik sebab ada kestabilan diri yang mantap.

2. Mengembangkan kontrol emosi

Kontrol emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi yang muncul dari dirinya saat menghadapi suatu kondisi, terutama kondisi negatif. Dengan kontrol emosi ini, maka seseorang dapat menyesuaikan kondisi diri dengan kondisi di luar dirinya.

Tentunya hal tersebut hanya dapat dicapai jika seseorang mampu meningkat-kan kecerdasan intrapersonalnya. Kontrol emosi merupakan salah satu bentuk pengembangan dari kecerdasan intrapersonal itu sendiri. Jika sese-orang mampu mengontrol emosi dirinya, itu berarti dia sudah mengembang-kan kecerdasan intrapersonalnya.

Dengan meningkatkan kontrol emosi, maka seseorang mampu meningkatkan branding atau citra dirinya sedemikian rupa sehingga tumbuh nilai positif dari orang lain. Hal ini merupakan pengakuan yang tidak ternilai bagi setiap orang. Inilah bukti eksistensi diri dalam kehidupan.

3. Mampu menerapkan nilai-nilai positif

Orang-orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal dapat kita lihat dari kemampuan dirinya dalam menerapkan konsep nilai positif di dalam ke-hidupannya sehari-hari. Semakin bagus seseorang menerapkan konsep nilai positif, tentunya hal tersebut membuktikan bahwa raksasa yang tidur di dalam diri sudah terbangunkan dan mulai melakukan perombakan terhadap langkah konkrit untuk kehidupannya.

Orang-orang yang memilki kecerdasan intrapersonal mempunyai kemampu-an yang lebih bagus dalam menerapkan konsep-konsep terkait dengan nilai-nilai positif dalam kehidupan sosialnya. Mereka tidak terkurung pada usaha pemenuhan kebutuhan kebutuhan ego semata. Dengan kecerdasan intraper-sonal ini, maka orang-orang semakin mengetahui dan memahami hal-hal yang baik untuk kehidupan.

Nilai positif pada kenyataannya memang sangat menentukan kualitas kehidupan seseorang, bahkan semua orang. Semakin bagus pola penerapan nilai positif, maka semakin bagus pola kehidupan seseorang, bahkan masya-rakatnya.

Kita sangat menyadari bahwa baik buruknya sebuah masyarakat tergantung pada baik buruknya anggota masyarakat atau pribadi-pribadi masyarakat-nya. Dan, baik – buruknya pribadi masyarakat dapat kita lihat pada sikap hidup, khususnya pada nilai-nilai kehidupan yang diterapkan.

Apalagi jika kita melihat kenyataan bahwa masyarakat merupakan sesuatu yang heterogen. Berbagai hal tercampur menjadi satu, baik ositif maupun negatif. Jika ternyata dari heterogenitas ini mayoritas berpola hidup positif, maka itu menunjukkan bahwa setiap pribadi masyarakatnya sudah mem-punyai kecerdasan intrapersonal yang bagus.

4. Mampu mandiri

Salah satu tujuan kita melaksanakan dan mengikuti proses belajar adalah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kehidupan yang lebih baik. Belajar diharapkan dapat mengkondisikan seseorang sehingga secara pribadi mempunyai kemampuan untuk survival dalam hidup dengan mengembang-kan setiap kemampuan yang dimilikinya secara maksimal.

Kita sangat menyadari bahwa persaingan dalam mempertahankan hidup sudah sangat tinggi sehingga tidak mungkin jika kita hanya berharap mendapatkan bantuan dari orang lain agar kita dapat bertahan hidup. Dalam hal ini ada tuntutan agar kita dapat memenuhi kebutuhan hidup kita sendiri, tidak bergantung pada orang lain.

Berkait dengan kondisi tersebut, maka seseorang yang mempunyai kecerdas-an intrapersonal tinggi mempunyai kemampuan bertahan hidup yang tinggi sebab mereka mampu mandiri. Mereka mempunyai kemampuan untuk mengkondisikan dirinya, hidupnya sedemikian rupa sehingga dapat me-menuhi kebutuhan hidupnya sendiri, dalam artian mereka tidak bergantung pada orang lain. Mereka dapat mengambil keputusan yang tepat untuk ke-baikan hidupnya dan sebagainya.

5. Mampu belajar secara berkesinambungan

Orang-orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal tinggi mempunyai kemampuan untuk belajar secara berkesinambungan. Dalam hal ini mereka melaksanakan proses pembelajaran dalam tingkatan - tingkatan secara berurutan. Mereka tidak akan mengalami kesulitan saat harus beralih materi atau pokok bahasan bagi mereka. Apapun yang harus dipelajari, mereka selalu siap mengikutinya.

Orang-orang dengan tingkat kecerdasan intrapersonal tinggi, akibat kemam-puannya mengenal dirinya sendiri, maka selalu siap mengikuti segala kegiatan, terutama proses belajar pada tingkatan yang berbeda. Dengan demikian, maka kemampuan untuk meningkatkan kualitas diri menjadi sedemikian besar.

Tentunya dengan kemampuannya untuk belajar pada berbagai tingkatan materi atau macam bahan yang dipeajari. Dengan demikian, maka bertum-buhlah orang-orang dengan keistimewaan tertentu.

6. Memahami setiap permasalahan secara obyektif

Setiap orang selalu menghadapi permasalahan di dalam kehidupannya. Hidup adalah rangkaian masalah yang datang secara bergantian atau berke-lanjutan. Mereka tidak begitu gampang terpengaruh oleh permasalahan yang dihadapi.

Dengan kecerdasan yang dimiliki, maka kelompok orang ini menghadapi setiap permasalahan berdasarkan pada obyektifitasnya. Mereka menghadapi dan menyelesaikan permasalahan secara obyektif dan mengesampingkan peranan subyektif yang cenderung menyebabkan ternjadinya penyimpangan. Oleh karena itulah, maka orang-orang berkecerdasan interpersonal tinggi pada umumnya tenang tetapi tegas.

Dengan demikian, maka seringkali orang-orang dengan kecerdasan intra-personal tinggi dapat menyelesaikan masalah tanpa masalah. Efektivitas penyelesaian menjadi salah satu aspek penting yang mereka jadikan sebagai dasar mengambilan keputusan. Mereka beranggapan bahwa jika segala sesuatu dilihat berdasarkan obyektivitasnya atau kenyataannya, maka tentunya tidak akan terjadi penyimpangan ataupun benturan antar personal. Sementara kita menyadari bahwa benturan ataupun sekedar friksi antar personal berpotensi menyebabkan terjadinya perpecahaan.

Di dalam dunia pendidikan, kecerdasan intrapersonal sangat diperlukan sebab yang dihadapi oleh guru adalah makhluk hidup, siswa dan selalu berhadap dengan manusia lainnya, yang tentuanya mempunyai orientasi masing-masing. Tentunya dengan kecerdasan intrapersonal tersebut, maka masing dapat berpikir secara logis dan selanjutnya mengarah pada obyek-tivitas rasio tinggi.

7. Mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin untuk dirinya dan orang lain

Hal lain yang dapat kita lihat dari mereka yang berkecerdasan intrapersonal adalah kemampuannya dalam memimpin dirinya atau memimpin orang lain. Orang-orang ini mampu mengambil posisi sebagai pemimpin untuk dirinya ataupun orang lain sebab pada diri mereka telah tumbuh kesadaran atas eksistensi dan kompetensi diri yang tinggi.

Kesadaran inilah yang selanjutnya menjadikan orang-orang mampu menjadi panutan, yaitu orang-orang yang diperhatikan dan dijadikan tolok ukur setiap orang. Kondisi ini dimungkinkan sebab orang-orang dengan kecerdas-an intrapersonal tinggi mampu mengontrol diri mereka sebaik-baiknya dan selanjutnya hal tersebut menjadikannya mampu menentukan hal-hal baik untuk dirinya dan oranga lain.

Dengan kecerdasan intrapersonal yang tinggi, maka seseorang mampu memberikan hal terbaik bagi orang lain sebagaimana dia mampu memberi-kannya kepada dirinya sendiri. Mereka adalah pemimpin yang mampu memahami kondisi, dirinya dan lingkungannya secara baik dan mampu membawa anak buahnya pada pola terbaik.

Selanjutnya, jika guru mampu mengembangkan kecerdasan intrapersonal-nya, maka proses pembelajaran dan pendidikan yang dibinanya dipastikan dapat meningkat sebab guru menjadi orang-orang yang sangat kompeten dalam bidangnya.

Dengan kecerdasan intrapersonal yang dimilikinya, maka guru dapat me-nempatkan dirinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam proses pemelajaran dan pendidikan. Dan hal ini merupakan indikasi atas keberhasilan sebuah proses. semakin tepat posisi guru, maka semakin bagus hasil yang diperolehnya. Dan, semuanya tergantung pada niatan masing-masing guru dalam kaitannya mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dihasil-kan dari proses pemelajaran yang dijalankannya.

Tidak ada komentar: